Salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu bangsa adalah Pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Mutu manusia hasil pendidikan tentu beragam tergantung pada bagaimana dan selama apa pendidikan diberikan padanya. Manfaat tersebut tidak akan diperoleh secara cepat, tetapi memerlukan waktu yang panjang. Sehingga, sistem pendidikan yang berkesinambungan dan berkelanjutan merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga mutu manusia-manusia yang hendak dibangun melalui pendidikan itu sendiri.
Pada saat ini, mayoritas pendidikan di indonesia menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Sebagaimana yang kita ketahui, kurikulum merdeka diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 262/M/2022. Keberadaan kurikulum merdeka sebagai kurikulum yang baru dikenalkan membuat seluruh sekolah perlu bersiap untuk menjalankannya. Namun, dalam pelaksanaannya tidak semudah yang dibayangkan. Kurikulum Merdeka nyatanya belum diterapkan di seluruh sekolah swasta jenjang SMA/MA dan SMK di wilayah Kabupaten Bandung pada tahun ajaran baru 2023/2024. Sebagian sekolah menerapkan kurikulum ini secara bertahap, namun sebagian lainnya memilih tetap menjalankan kurikulum 2013 seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kurikulum Merdeka telah diterapkan salah satunya oleh SMA Bina Negara 1 Bale Endah. "Kami sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran baru 2023/2024," ungkap SMA Bina Negara 1 Bale Endah saat dimintai keterangan.
Pihaknya berencana untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap sambil terus menyempurnakan pelaksanaannya di tahun ini. Salah satu hal lainnya yang penting untuk dibenahi dalam penerapan kurikulum merdeka adalah dengan menyiapkan sarana prasarana yang baik untuk pebelajaran. Sehingga tahun ajaran mendatang, sekolah bisa lebih siap dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
"Penerapan kurikulum merdeka tahun ini masih dalam keterbatasan dan ujicoba. Laboratorium IPA juga belum memadai, fasilitas multimedia, seperti infocus dan laptop juga belum seluruh guru memiliki. Sehingga ke depannya perlu diperhatikan dan mempersiapkan dengan matang," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada sebelas sekolah swasta yang terdapat di daerah Kabupaten Bandung, ditemukan masih banyak sekolah yang tidak menerapkan kurikulum merdeka. Terdapat empat sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 dan belum memutuskan untuk mengikuti implementasi kurikulum merdeka. Bahkan, salah satu sekolah menjelaskan bahwa meski sekolahnya telah mendaftarkan diri untuk mengikuti implementasi kurikulum merdeka, namun pada pelaksanaannya, guru masih banyak yang menjalankan proses pembelajaran dengan cara lama seperti di kurikulum KTSP.
"Uniknya, di sini meski sudah pakai kurikulum merdeka, banyak guru yang masih pakai gaya lama seperti di kurikulum KTSP," terang seorang guru dari MA Swasta Al Mukhlisin, Kabupaten Bandung.
Alasan ketidaksiapan sekolah untuk mengikuti implementasi kurikulum merdeka adalah karena sebagian guru masih belum memahami betul bagaimana pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler yang beragam tersebut. Beberapa sekolah swasta ini merasa masih butuh waktu untuk melakukan kajian tentang penerapan Kurikulum Merdeka. Selain itu, sosialisasi secara berkala masih sangat dibutuhkan oleh sebagian guru swasta bahkan pada sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum merdeka sekalipun. Oleh karena itu, pemerintah dapat memberikan fasilitas yang baik dalam penerapan Kurikulum Merdeka agar kurikulum ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan merata.
Edukasi kepada tenaga pengajar mengenai Kurikulum Merdeka penting diberikan. Dengan demikian, sekolah tak asal menerapkan kurikulum tersebut.
"Kami memperkirakan akan menerapkan kurikulum merdeka di tahun 2024/2025 secara bertahap." Â Ucap guru Biologi di SMA Pemuda Banjaran.
"Agar kurikulum ini dapat diimplementasikan dengan baik tentunya dibutuhkan berbagai syarat, salah satunya ketersediaan guru yang memadai baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dan juga sarana prasrana yang mendukung. Jangan sampai penerapan Kurikulum Merdeka ini asal diterapkan saja," jelasnya.