Oleh : Nurohmat
Nilai-nilai dan kebijaksanaan hidup adalah salah satu warisan adiluhur yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Diantara kebijaksanaan hidup yang perlu kita refleksikan bersama adalah pesan moral mengenai komitmen dalam memegang teguh sebuah janji atau kesepakatan. Janji adalah hutang, begitulah kira-kira orang bijak mengilustrasikan. Untuk itu, sangat tidak disarankan bagi siapapun menjadi orang yang kerap mengobral janji.
Dalam perspektif masyarakat Sunda, salah satu indikator untuk menilai individu tersebut baik atau buruk dapat dilihat dari sejauh mana ia memegang komitmen suatu ucapan, tulisan, atau keputusan yang telah disepakati bersama.
Tidak heran dalam warisan nilai masyarakat Sunda ada kalimat bijak yang menyebutkan sacangreud pageuh, sagolek pangkek. Pantang menelan ludah yang sudah dibuang ke tanah. Pantang berkhianat atas ucapan, janji, atau komitmen yang sudah dimaklumatkan.
Dalam perspektif Islam, dusta dan khianat termasuk bagian dari indikator kemunafikan. Kebohongan dan kejujuran adalah garis demarkasi antara seorang yang selamat dan celaka.
Dalam keterangan yang lain disebutkan bahwa seorang muslim bisa saja ia terpeleset dalam kemaksiatan seperti mabok, maling, menumpahkan darah, atau madon tapi tidak mungkin jika ia berdusta/bohong.
Kejujuran dan komitmen merupakan benteng kebaikan terakhir dari seorang muslim yang fasik sekalipun. Sefasik-fasiknya seorang muslim, jika ia masih mengaku muslim masih menyisakan kebaikan yaitu jujur, tidak berdusta/tidak khianat.
Dalam keterangan salah satu hadits yang termaktub dalam Musnad Imam Ahmad, kejujuran dan amanah (tidak khianat) merupakan bagian dari penyebab yang menghindarkan kita dari kesusahan dan kesengsaraan, selain sebab lain seperti akhlak mulia dan menjaga kesucian lahir batin. Dengan demikian, Islam mengajarkan bahwa memegang teguh komitmen merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hidup ini sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa siapapun yang tidak menjaga kejujuran dan amanah, bersiap-siaplah menyambut terpaan kesusahan hidup.
Untuk itu, sejatinya warisan nilai dan kebijaksanaan masyarakat Nusantara banyak yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman. Nilai-nilai kebijaksanaan orang Sunda, seperti sacangreud pageuh, sagolek pangkek menekankan agar kita senantiasa memegang teguh ucapan, janji, dan komitmen yang telah dilontarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H