Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dkk (2021) tentang modul guru penggerak menunjukkan bahwa program guru penggerak mengubah pola transformasi pendidikan dari pola yang terspusat menuju ke arah desentralisasi dengan guru penggerak sebagai agen dan sekolah sebagai pemimpin proses trasnformasi. Guru penggerak berperan membawa visi transformasional dan menyebakan visi tersebut ke seluruh pemangku kepentingan. Proses perubahan yang digerakkan oleh guru penggerak dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif untuk menggali potensi dan kekuatan perubahan dari dalam sekolah melalui proses dialog sehingga dapat meminimalisir terjadinya resistensi yang kontraproduktif.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Patilima (2021) mengenai sekolah penggerak, disebutkan bahwa Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Guru dapat menggunakan hidden curriculum sebagai alat transmisi perjuangan intelektual melawan dominasi kekuasaan yang ada di sekolah. Sebagai contoh, dalam pembelajaran Sosiologi di SMA, metode pembelajaran hadap masalah (problem posing) dapat dipraktikkan. Guru dan siswa secara kolaboratif melihat fenomena sosial yang ada di komunitas masyarakat dan berusaha memberikan solusi konstruktif sebagai pemecahan masalah. Guru yang sudah mapan sepatutnya memiliki kompetensi untuk membangkitkan daya pikir kritis siswa. Dengan demikian, reformasi sekolah yang membebaskan dan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dapat terwujud.
Penutup
Pendidikan orang dewasa (adult education) melalui guru penggerak merupakan agen perubahan yang dapat menyadarkan generasi muda akan pendidikan opresif yang ada di sekolah. Dalam program guru penggerak, guru tidak hanya mengajar satu arah di dalam kelas, tetapi juga berkontribusi dalam penyadaran kritis kepada masyarakat melalui multiple literasi. Melalui pedagogi kritis, guru penggerak dapat mengembangkan upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada kesadaran kritis peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah. Dengan demikian, peranan organisasi guru sebagai wadah para guru bertukar pikiran dalam perjuangan intelektual dan aktivisme publik perlu disebarluaskan.
Daftar Pustaka
- Buku
Giroux,  H.  (2011).  On  Critical  Pedagogy.  London:  The  Continuum  International Publishing Group
Hidayat, Rakhmat. (2011). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sari, Dian Rinanta, & Achmad Siswanto. (2021). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Lab Pendidikan Sosiologi UNJ.
- Jurnal
Patilima, Sarlin. (2021). Sekolah Penggerak Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar: ISBN 978-623-98648-2-8
Wahyu, Satriawan., et.al (2021). Guru Penggerak Dan Transformasi Sekolah Dalam Kerangka Inkuiri Apresiatif. Jurnal Kependidikan Islam: Al-Idarah, Volume 11 Nomor 1.
- Artikel