Pernahkah Anda berfikir, apakah manusia dapat tumbuh dan berkembang tanpa faktor pendukung? Atau justru banyak faktor yang mempengaruhinya?. Akan kita bahas pada tulisan kali ini mengenai Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan. Perkembangan sendiri dapat diartikan sebagai suatu yang menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali atau sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar. Yang di mana pemahaman ini dapat digabungkan dengan konteks psikologi yang akan kita bahas pada materi hari ini.
Kemudian, apakah berat badan seseorang yang diturunkan dari gen orang tua dapat diubah dengan lingkungan yang mendukung?
Mari kita bahas bersama…
Sebelum berlanjut lebih jauh, kita mesti mengetahui makna dari hereditas dan lingkungan. Menurut Wasti Sumanto, faktor keturunan (hereditas) merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan manusia. Hereditas in merupakan pewarisan atau pemindahan biologis, berupa karakteristik individu dari orang tua kepada anaknya. Aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi berkembang juga disebut hereditas (Daimah & Wafiqatun. 2019: 160-161).
Sementara Sertain mengatakan bahwa Lingkungan adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yangdalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life proses kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan. Yang di mana segala sesuatu yang ada di sekitar kita memiliki pengaruh bagi perkembangan kita serta tidak dapat dipisahkan.
Dalam konsep perkembangan manusia ini yang membentuk seseorang akan seperti apa ditentukan dari beberapa factor, dan dalam psikologi dikenal tiga teori yang terkenal yaitu teori nativisme, teori empirisme dan teori konvergensi. Ketiganya memiliki perbedaan pendapat. Kita mulai dengan seorang tokoh bfilosof asal Jerman bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860), bahwasanya perkembangan manusia ditentukan oleh factor pembawaan yaitu hereditas. Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Potensi-potensi yang dimiliki seseorang merupakan potensi hereditas (bawaan) bukan potensi pendidikan. Menurutnya pendidikan tidak berpengaruh terhadap perkembangan. Hal tersebut tentu bertentangan dengan teori empirisme yang digagas oleh John Locke (1632-1704), yang mengemukakan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas kosong (putih) yang belum ditulis (teori tabularasa), konsep ini menjelaskan bahwa manusia tidak membawa apa-apa justru lingkunganlah yang membentuknya.
Kemudian salah seorang ahli psikologi yang berasal dari Jerman pula, menambah gagasannya yang menggabungkan dua teori sebelumnya disebut dengan teori konvergensi. Bahwa perkembangan seorang anak bukan hanya dari salah satunya melainkan dari kedua factor yaitu hereditas dan lingkungan. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai harapan.
Dikutip dari jurnal yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Risiko dan Pengamatan Lingkungan dengan Perilaku Menurunkan Berat Bada Pada Remaja Berat Badan Lebih” meunjukkan hasil bahwa pengamatan lingkungan ada positif dengan perilaku menurunkan berat badan. Hal ini menjawab pertanyaan sebelumnya, bahwa benar dengan lingkungan yang mendukung seseorang yang memiliki berat badan dari factor keturunan dapat diubah dengan lingkungan yang baik.
Dikutip dari buku “Psikologi Pendidikan Implikasi dalam Pembelajaran” selain faktor pembawa dan lingkungan yang berjalan sesuai dengan sunnatullah, Islam juga mengakui adanya ketentuan Allah yang dapat mempengaruhi langsung jika Allah menghendaki. Hal ini tersirat dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 46 :
“Dan dia (Isa a.s) berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk diantara orang-orang yang soleh.”
Dalam situasi normal, anak dapat berbicara pada usia sekitar 2 tahun. Namun kenyataannya Nabi Isa a.s dapat berbicara dalam buaian menunjukkan kekuatan Allah SWT. Bukan factor factor hereditas dan lingkungan. Maka dari itu, tiga factor yang mempengaruhi perkembanagan ialah lingkungan, hereditas dan ketentuan Allah SWT. (Fadhilah. 2021 : 18-19).