Di negara kita ini banyak sekali populasi masyarakat yang berbelanja online, salah satunya adalah dengan menggunakan E-commerce. E-commerce merupakan sebutan dari kegiatan jual beli online yang berlangsung di dunia digital, contohnya seperti Shopee, Tokpedia, Tiktok shop, Lazada, dan masih banyak lagi platform-platform  belanja lain. Tidak diragukan lagi hal ini meningkatkan perilaku masyarakat menjadi sangat konsumtif dalam melakukan jual beli di dunia digital, dari hal seperti ini terlihat bahwa perilaku yang dilakukan masyarakat sehingga digitalisasi yang terjadi dalam dunia ini mengubah sudut pandang masyarakat bahkan generasi Z[1] dalam melakukan jual beli secara online. Dilihat dari pengamatan yang sering kita lihat dilingkungan sekitar bahwa populasi pengguna E-commerce dikendalikan oleh generasi Z.[2]
Â
Hal ini dikarenakan generasi Z ini lahir dibawah naungan munculnya teknologi yang berkembang sangat pesat, sehingga mereka meiliki kesempatan untuk mengikuti berkembangnya teknologi dan internet untuk memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal karena semua itu dapat kita akses melalui perangkat yaitu smartphone. Dengan adanya smartphone inilah yang membuat generasi Z di negeri ini masuk dalam lingkup globalisasi karena sebagian dari masyarakat ataupun kalangan generasi Z melakukan jual beli secara daring. Dalam hal ini dapat dilihat segala bentuk jual beli mengalami penurunan baik dari tingkat kesadaran masyarakat  bahkan keterbatasan memilih segala jenis kebutuhan sekiranya menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka mempunyai perilaku konsumtif terhadap kegiatan tersebut.
Â
Generasi Z mempunyai nilai ketertarikan terhadap jual beli online yang sangat tinggi dan sesekali mereka ini melakukan sesuatu tergesa-gesa tanpa memikirkan dampak atau pertimbangan terlebih dahulu dalam melakukan transaksi dan bahkan mereka membeli sesuatu yang tidak menjadi kebutuhan yang seharusnya. Meningkatnya perilaku yang terjadi di lingkungan masyarakat terutama pada generasi Z ini, bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti pemanfaatan waktu yang optimal didapatkan bila melakukan jual beli secara online, karena dengan hal ini seseorang tidak perlu beinteraksi langsung untuk melihat dan membeli produk di toko, tetapi kita dapat melakukan pembelian langsung melalui online. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Karena kegiatan seperti ini sangat digemari oleh masyarakat khususnya bagi generasi Z maupun suatu individu tertentu yang suka akan seesuatu secara instan sehingga membuat mereka tidak merasa terbebani melakukan kegiatan yang mana menurut si pembeli mendapatkan hasil yang sama apabila kita menggunakan metode yang lebih muda.[3]
Â
Selain menjadi pengaruh bagi para generasi Z e-commerce juga berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia didukung oleh fasilitas umum, kebijakan maupun pasar yang mampu menerima dan bisa menyesuaikan dengan sistem transaksi tersebut. Walaupun kegiatan jual beli dapat dilakukan melalui internet, proses pengedaran barang dari/antar-produsen ke individu tetap membutuhkan sarana transportasi. Kuliatas prasarana transportasi yang dimiliki Indonesia saat ini baik itu darat, kereta, laut maupun udara, masih kalah saing dengan negara-negara lain yang bergabung dalam keanggotaan ASEAN. Peraturan sudah jelas terkait jual beli online baru dimiliki Indonesia pada tahun 2008 melalui UU ITE, meskipun sebenarnya jual beli online di Indonesia sudah dapat diverifikasi kegiatannya sejak tahun 1996. Kebijakan yang muncul belakangan dan masih belum jelas penegakannya tersebut dinyatakan turut berkontribusi. Indonesia dinyatakan menempati posisi ke-7 sebagai negara dengan aktivitas kejahatan siber dapat mengurangi konsumen yang memungkinkan untuk transaksi online. Sedangkan dari kesiapan masyarakat menerima system jual beli e-commerce, Indonesia menghadapi kendala dimana masuknya internet belu dibarengi dengan penyebaran akses yang merata hanya terpusatkan di wilayah barat dan kota-kota besar.
Dengan mempertimbangkan banyaknya informasi yang diperoleh generasi Z melalui sosial media, dan ciri khas dari generasi Z yang menyukai suatu hal yang detail, maka dari itu dibutuhkan informasi yang paling terkini dan komprehensif diperlukan untuk membentuk kepercayaan generasi Z terhadap barang dan jasa yang tersedia. Hal ini akan memicu minat generasi Z untuk menggunakan e-commerce saat berbelanja online. Dengan kepercayaan yang tinggi yang didukung dengan kualitas layanan dan informasi yang berkualitas tinggi, dapat menentukan keputusan generasi Z dalam melakukan pembelian secara online. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang berfokus pada perilaku berbelanja online pada generasi Z.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H