Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa yang akan meneruskan bangsa dan menentukan kualitas dari suatu bangsa. Sehingga bangsa membutuhkan penerus yang cerdas. Untuk menjadi cerdas serta memiliki prestasi yang baik di sekolah dibutuhkan asupan zat gizi yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Â
Pada usia anak sekolah terjadi perkembangan yang cepat dalam proses intelektual, keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan berbagai zat untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan yang baik untuk menentukan keadaan kesehatan anak. Peningkatan prestasi belajar dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya dengan sarapan.
Sarapan atau biasa disebut dengan makan pagi merupakan kegiatan untuk mengisi energi yang dilakukan sebelum melakukan aktivitas sehari hari. Sarapan sangat berperan penting terutama kepada anak usai sekolah yang akan berpengaruh pada kecerdasan otak, terutama daya ingat anak untuk mendukung prestasi belajar anak menjadi lebih baik.Â
Namun banyak anak yang melewatkan sarapan dan lebih memilih mengonsumsi jajanan di luar rumah yang kualitas gizinya tidak terjamin. Makanan yang berasal dari luar rumah seringkali tidak memperhatikan kebersihan dan keamanan pangan. Makanan tersebutlah yang seringkali menimbulkan penyakit seperti diare dan tidak tercapainya angka kecukupan gizi.
Efek yang terjadi jika melewatkan sarapan tersebut baru akan tampak hasilnya beberapa tahun yang akan datang. Efek jangka pendek misalnya saluran pencernaan, sakit kepala, gejala alergi, dan  badan tiba tiba menjadi lemas.Â
Sedangkan pada jangka panjang adalah efek akumulasi seperti menurunnya konsentrasi anak, perubahan sikap ataupun menurunnya sistem imun tubuh, hingga resiko kanker, kardiovaskuler serta penyakit degeratif lainnya.
Dengan membiasakan sarapan akan memenuhi sekiar 15-30% kebutuhan gizi harian yang dapat mewujudkan kehidupan sehat, aktif dan produktif. Jika melewatkan sarapan akan menurunkan fisiologis dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar glukosa dalam darah yang akan menjadi sumber energi utama yang berdampak pada seluruh organ tubuh salah satunya adalah otak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H