Hasil dan pembahasan
Al Battani, juga dikenal sebagai Albategnius, adalah seorang astronom dan matematikawan terkemuka dari abad ke-8. Lahir di Harran, sebuah kota di wilayah Irak, pada tahun 858, ia adalah seorang tokoh terkemuka di dunia Islam. Al Battani menjalani kehidupan yang penting di Samarra, tempat dia belajar matematika, astronomi, dan astrologi. Pencapaiannya yang menonjol adalah penelitiannya yang ekstensif dan pemahamannya tentang hukum gerak dan gravitasi. Ia mengembangkan metode yang lebih baik untuk menghitung waktu dan jarak, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan astronomi selama ini. Al Battani juga unggul dalam trigonometri, menciptakan tabel trigonometri yang lebih akurat dan memperkenalkan konsep sin dan kosinus dalam matematika.
Al Battani melakukan penelitian tentang pembentukan planet dan bintang, dengan fokus pada pengurangan tumbukan planet-planet dan perbaikan sistem kalender planet. Karyanya sangat dihargai oleh mahasiswa di bidangnya, memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan astronomi melalui penelitian ekstensif dan partisipasi aktifnya.
Al Battani, lahir pada tahun 929 di Samarra, secara signifikan mempengaruhi generasi masa depan matematika dan astronomi, menjadi referensi penting di bidangnya, kemampuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang alam semesta merupakan inspirasi yang signifikan.
Al-Battani dalam Bidang Matematika
Al-Battani mengembangkan berbagai bidang di bidang astronomi, matematika (trigonometri, aljabar, geometri), dan geografi. Dia memberikan kontribusi yang signifikan terhadap trigonometri bola, bidang matematika dengan banyak kontribusi terhadap astronomi. Dalam teori dasarnya, ia menggunakan sinus dan kosinus sebagai tali busur atau dawai, serta menggunakan tangen dan kotangen, yang kini penting untuk trigonometri modern.
Trigonometri digunakan dalam pengamatan astronomi yang dilakukan oleh Khalifah Makmun Ar-Rasyid dan Khalifah Abbasiyah. Sinus dan Kosinus digunakan untuk menerapkan simbol akord atau busur yang biasa digunakan dalam astronomi dan trigonometri. Dalam bahasa Arab, Sinus adalah jaib dengan bentuk teluk atau garis bengkok, sedangkan kotangen adalah lurus atau garis istiwa (khatulistiwa) dari Gnomon, kata Yunani kuno yang digunakan untuk menggambarkan langit.
 Tangen, kata al-Battani, adalah garis bayang-bayang melintang yang jauh di permukaan Gnomon. Ini mengukur garis lurus khatulistiwa melalui pengukuran bayangbayang yang menyeruak pada alat Gnomon. Teori tangen dan kotangen inilah yang kemudian menjadi dasar ilmu trigonometri. Alat Gnomon dipakai al-Battani membantu sumber ilham untuk menciptakan selai sekarang.
 Abbas bin Abdullah Habsy Al-Hisab Al-Marwarji, seorang astronom terkemuka, turut andil dalam pengembangan teori al-Battani dengan menghitung sinus, tangen, dan kotangen dari 0 derajat hingga 90 derajat. Hal ini mengakibatkan terciptanya kurva sinus, tangen, dan kotangen, yang digunakan dalam aljabar dan trigonometri untuk menghitung sferis. Kajian terhadap karya al-Battani juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan matematika di Eropa, menjadikannya kemajuan yang signifikan di bidang tersebut..
Al-Battani menggunakan trigonometri untuk tingkat yang lebih tinggi dan orang pertama yang menggambar tabel kontangensi, yang menggambarkan penerapan trigonometri.:
Al-Battani adalah orang pertama yang menggunakan tabel dalam matematika untuk memahami sudut pada garis lurus. Dia juga menggunakan "ganjil" simbol yang digunakan oleh Ptolemaeus dalam trigonometri sinus. Al-Battani memperbaiki geometri aljabar untuk membandingkan sudut dan menggunakan aturan untuk menyederhanakan perhitungan aljabar.