Santri merupakan salah satu kebanggaan yang dimiliki oleh bangsa ini, saya pribadi sangatlah bersukur pernah nyantridi salah satu pondok pesantren. Namun, dalam kamus saya atau bahkan kamus seluruh santri nusantara tidak akan pernah terlintas sebuah pernyataan sebagai mantan santri. Tidak ada mantann santri, santri haruslah berjiwa santri selamanya. Mungkin seragam, keterikatan dengan institusi, atau kehadiran di institusi tidak selamanya santri, tapi yang paling terpenting adalah jiwa setiap santri haruslah tetap  santri.Â
Santri tidak akan rela hidup di bawah penjajahan, santri tidak akan rela martabat keluarga, bangsa, negara, apalagi agama direndahkan, santri merupakan lambang dari kebebasan yang harus tetap berkibar sepanjang zaman. Di bawah hanya tanah, di atas hanya langit, dan hanya Allah yang berkuasa atas itu semua.Â
Zaman sudah semakin maju, teknologi semakin maju, sifat-sifat umum pada manusia juga sudah semakin berbeda tiap zamannya, bahkan tiap tahun keinginan setiap individu selalu berubah, para santri harus tetap mengawal agar dunia terutama bangsa ini tetap berjalan pada kodratnya. Santri memang selalu dipandang sebelah mata oleh beberapa golongan, tapi tak mengapa, santri sudah sangat-sangat teruji ketahanan lahir dan batinnya. Mereka sudah mampu hidup tanpa dekapan langsung kasih sayang orang tua selama 4, 6, bahkan sampai 10 tahun lebih dengan kisaran usia anak SMP bahkan SD sekalipun.Â
Santri memiliki jiwa tahan banting, di kawah candradimukamereka ditempa untuk mengenal seluruh watak dan karakter dari berbagai gambaran sifat-sifat umum manusia yang ada di dunia, dari berbagai daerah, dari berbagai latar belakang, dari berbagai golongan politik, dari berbagai sosial, dan mereka tetap hidup rukun dan damai dalam jiwa ukhuwah para santri. Jadi sudah sangat jelas siapa yang bakal akan menyatukan Indonesia bahkan dunia kelak.Â
Teknologi yang semakin maju semakin menambah kuatnya ikatan silaturahmi para santri, meskipun sudah berpisah dengan bertahun-tahun lamanya dan berkilo-kilometer jarak, mereka akan tetap merasa sebagai sesama saudara seperjuangan, apalagi yang dilahirkan dari ibu(pesantren) yang sama. Kemajuan teknologi yang banyak diselewengkan kegunaannya kelak akan kembali pada jalan yang lurus, tak terkecuali  situasi politik, ekonomi, keamanan, sosial, dan budaya yang semakin kacau akhir-akhir ini, itu semua kelak akan kembali pada jalan yang lurus, dan para santrilah yang akan mengawalnya. Ini karena santri langsung dibimbing dan digiring oleh Allah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H