Mohon tunggu...
Nur MilaSari
Nur MilaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

mahasiswa jurusan akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Lingkungan Masyarakat terhadap Sikap Organisasi

3 Mei 2023   21:04 Diperbarui: 3 Mei 2023   21:08 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK 

Lingkungan adalah suatu elemen yang mempengaruhi organisasi untuk mencapai tujuan dan target dalam berorganisasi. Lingkungan organisasi ini bukan hanya lingkungan fisik melainkan organisasi elemen -- elemen tersebut dapat dicontohkan seperti masyarakat, kebijakan dan peraturan pemerintah. Lingkungan merupakan segala sesuatu atau segala hal yang dapat mempengaruhi dalam kesuksesan sebuah organisasi.

Sikap yang diambil oleh anggota organisasi akan mempengaruhi kinerjanya. Sikap organisasi akan memunculkan komitmen organisasi apabila seorang anggota mempunyai sikap kerja yang positif dan dapat menimbulkan komitmen kerja yang tinggi.

Sebuah organisasi yang efektif pada suatu lingkungan belum tentu efektif pada lingkungan yang berbeda. Budaya organisasi di pengaruhi oleh lingkungan tempatnya berada, karena organisasi adalah sebuah system yang selalu bersosialisasi dengan lingkungan agar dapat meraih tujuannya.

1. PENDAHULUAN 

Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, eksistensi, keberadaan, dan sebagainya yang menyangkut organisasi baik bersifat internal maupun eksternal. Lingkungan internal organisasi adalah keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.

Adapun faktor yang mempengaruhi Lingkungan internal organisasi yaitu (1). Faktor-faktor internal organisasi yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi antara lain : perubahan kebijakan pimpinan, perubahan tujuan pemekaran/ perluasan wilayah operasi organisasi volume kegiatan yang bertambah banyak, tingkat pengetahuan dan keterampilan dari para anggota organisasi. Faktor - faktor lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur diluar organisasi yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan.

Penelitian ini membatasi permasalahan pada lingkungan internal organisasi dengan memfokuskan pada lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan kinerja pegawai. Karena Lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan di dalam menyelesaikan pekerjaan yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja oragnisasi. 

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila pegawai/karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Oleh karena itu, penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi.

2. METODE 

Berdasarkan karakteristik permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka pendekatan kuantitatif relevan digunakan dengan penerapan metode deskriptif (Nazir 1988; Koentjaraningrat, 1997); dan ekplanatoris survai (Vredenbreght, 1981).Hal ini dimungkinkan karena di samping penelitian ini ingin mengungkap masalah-masalah yang bersifat aktual dan faktual, juga bertujuan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara satu faktor atau gejala dengan faktor atau gejala lainnya. 

Menurut Vredenbreght (1981), bahwa metode eksplanatoris survai adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis atau lebih umum lagi menjelaskan hubungan antar variabel.Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen atau variabel bebas, yaitu lingkungan organisasi yang dalam penelitian ini dimaknai dengan lingkungan intern organisasi.

Variabel (X) Lingkungan Kerja : Variabel ini diukur melalui beberapa indikator, antara lain :

a. Tingkat kenyamanan kerja

b. Tingkat keamanan, keselamatan, serta fasilitas kerja

c. Tingkat efektivitas prosedur dan metode kerja serta lay-out tempat kerja

d. Orientasi/kecenderungan perilaku pegawai dalam menjalankan tugas

Variabel (Y) Kinerja Pegawai Kinerja pegawai diukur dengan menerapkan indikator yang dikembangkan oleh Gomes (1999) yang meliputi :

a. Kuantitas kerja, adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu tertentu;

b. Kualitas kerja, yakni mutu kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian yang ditentukan.

c. Pengetahuan Jabatan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilannya.

d. Kreativitas, adalah keaslian gagasan gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul

e. Ketergantungan, adalah kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja

f. Inisiatif, yakni semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

g. Kualitas personil, yakni menyangkut hal-hal seperti kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas pribadi.

Sumber data penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor camat kota Manado sebanyak 40 orang . Data dikumpulkan melalui teknik kusioner , dan dilengkapi teknik survey dan observasi. Untuk teknik analisis data menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi sederhana .

  • HASIL DAN PEMBAHASAN 
  • 3.1  HASIL 

Mengacu pada indikator variabel di atas, selanjutnya disusun daftar pertanyaan penelitian atau kuesioner sebanyak 15 butir pertanyaan kemudian didistribusikan kepada 40 responden. Setiap butir pertanyaan disediakan 5 (lima) opsi jawaban untuk dipilih responden. variabel Lingkungan Organisasi menurut responden bervariasi antara sedang atau menengah ke tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata skor variabel lingkungan organisasi pada kantor Kecamatan Kota Manado dapat dikatakan cukup kondusif, sebagaimana dapat dilihat skor rata-rata pencapaian lingkungan organisasi. Berdasarkan hasil data, diperoleh rentang skor teori untuk variabel Kinerja Pegawai antara 10 50 dan rentang skor empirik (R) antara 30 50, dengan rata-rata (M) = 39,31, simpangan baku (SD) = 5,486, Median (Me) = 40, dan Modus (Mo) = 40. Menggunakan kelas interval (bki) sebanyak 4 kelas dan 3 kategori dengan panjang kelas (P) sebesar 8, selanjutnya dapat disusun distribusi frekuensi skor Distribusi data pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa sebaran skor variabel kinerja pegawai (Y) berada pada kelas interval 37 43 dengan jumlah frekuensi sebanyak 18 responden atau 56.3% dari 32 responden yang diwawancarai.

3.2  PEMBAHASAN

Faktor Lingkungan organisasi ternyata berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap kinerja pegawai, khususnya pada Kantor Kecamatan Kota Manado. Hal ini tergambar, baik dari hasil persamaan regresi linear sederhana dengan persamaan prediksi : " Y = 0,755 + 0,961X, maupun harga koefisien korelasi melalui analisis korelasi product moment. Hasil-hasil ini dapat di interpretasikan sebagai berikut : 1.  Harga koefisien konstanta " a" sebesar 0,755 menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh Lingkungan organisasi (X = 0), maka kondisi kinerja pegawai Kantor Kecamatan Kota Manado berada pada kisaran 0,755 atau dalam skala ideal pengukuran berdasarkan skor maksimum atau ideal variabel kinerja pegawai (Y = 50) diperoleh sebesar 0.015 atau 1.5 persen. Angka ini berada jauh dibawah rata-rata variabel Y, yakni sebesar 39,31 atau 78.62 persen dari kriteria/indikator kinerja pegawai yang ditetapkan. Sementara ini, harga koefisien regresi "b"  0,961 yang bertanda poitif mengindikasikan bahwa hubungan fungsional antara kedua variabel berpola linier positif, di mana nisbah besaran perkembangannya atau ratio = 1 : 0,961. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan (naik atau turun) pada Variabel Lingkungan organisasi sebesar 1 skala per unit, maka akan terjadi perubahan (naik atau turun) pada variabel kinerja pegawai sebesar 0,961 skala per unit atau hampir satu kali lipat. Realitas hasil analisis ini menunjukkan bahwa Lingkungan organisasi merupakan salah satu faktor yang mampu mendorong peningkatan kinerja pegawai hampir 100 persen, sehingga dapat berimplikasi pada perubahan kebijakan pimpinan organisasi kedepan untuk lebih memperhatikan kondisi Lingkungan organisasi yang lebih kondusif. Artinya bahwa apabila pimpinan pada Kantor Kecamatan Kota Manado dapat mengeluarkan kebijakan tentang Lingkungan organisasi dengan memperhatikan kondisi lingkungan kerja, maka pada gilirannya akan mendorong peningkatan kinerja pegawai secara keseluruhan. 2. Apabila dilakukan prediksi terhadap kondisi kinerja pegawai kantor Kecamatan Tuminting Kota Manado, dalam artian bahwa organisasi (pimpinan dan pegawai) mampu menata dengan baik lingkungan organisasi atau lingkungan kerja, maka dengan melalui metode interpolasi dengan cara memasukkan skor maksimum (tertinggi) variabel X, yakni sebesar 50, maka diperoleh Y preiksi (") = 48.805 atau 97.62 persen. Realitas ini memberi makna bahwa dengan mensubtitusikan skor tertinggi dari Variabel Lingkungan organisasi (X), maka diharapkan akan mendorong peningkatan kinerja pegawai kantor Kecamatan Kota Mnado ke depan hingga mencapai 97.62 persen dari kriteria/indikator kinerja pegawai itu sendiri, di mana nilai prediksi tersebut berada di atas rata-rata capaian kinerja pegawai pada saat ini yang hanya sebesar 78,62 persen. 3. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,868 menunjukkan bahwa kearetan hubungan antara Lingkungan organisasi dengan kinerja pegawai diperoleh sebesar 86,8 persen. Selanjutnya, nilai koefisien determinasi sebesar 0,754 bermakna bahwa pengaruh/kontribusi faktor Lingkungan organisasi terhadap kinerja pegawai, diperoleh sebesar 75,4 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa variasi perubahan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan Kota Mando turut ditentukan oleh variasi perubahan pada faktor Lingkungan organisasi itu sendiri sebesar r 75,4 persen, dan sisanya sebesar r 24,6 persen turut ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor lain.

4.  KESIMPULAN DAN SARAN

Lingkungan organisasi atau kerja merupakan salah satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja pegawai, khususnya pada kantor kecamatan Kota Manado. Sehingga mengisyaratkan bahwa dengan adanya perubahan lingkungan organisasi atau lingkungan kerja, akan mengakibatkan penambahan atau peningkatan semangat kerja dan membuat pekerjaan lebih menyenangkan. Dengan adanya kenyamanan bagi pegawai dalam bekerja, maka akan mendorong mereka untuk meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi. Dari kesimpulan di atas, disarankan pimpinan organisasi kecamatan Kota Manado, mampu menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif untuk membangkitkan semangat kerja para pegawai , sehingga perlu adanya upaya yang konkrit dari pemerintah daerah untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang lebih baik .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun