PELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN PENURUNAN LAJU EROSI MELALUI KEGIATAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON REBOISASI
Nurmi1*, Fauzan Zakaria2, Mahyunita Abdul Gafur3
123 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo
Â
*Email korespondensi: nurmi@ung.ac.id
Pertanian lahan kering pada topografi miring banyak terdapat di Kabupaten Bonebolango.  Warga masyarakat Desa Tunggulo, Kecematan Tilongkabila, Kabupaten Bonebolango pada umumnya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian.  Potensi unggulan pertanian di Desa Tunggulo terutama padi, jagung, pisang, dan cabe.  Luas wilayah 18,99 Km2 dan merupakan Desa terluas ke-3 setelah Desa Bongoime dan Lonuo  (Jax, 2020).  Di Desa Tunggulo terdapat tempat penampungan air berupa embung yang berfungsi untuk menampung air hujan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mengairi lahan pertanian.  Umur produktif embung dapat dipertahankan melalui upaya penurunan erosi dan tingkat sedimentasi yang terjadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan upaya reboisasi.
Upaya reboisasi pada lahan pertanian bertopografi miring sangat diperlukan untuk mencegah dan atau meminimalkan aliran permukaan (runoff) pada saat hujan, akibat tingginya jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah. Â Tindakan ini sekaligus dapat mencegah terjadinya erosi tanah dan akan melindungi tanah lapisan atas (topsoil) dari penghanyutan sehingga tetap dapat dipertahankan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik, mengingat bahwa topsoil merupakan bagian tanah yang paling subur dibandingkan tanah lapisan bawah (subsoil), baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Â Dengan demikian, potensi terjadinya sedimentasi pada badan-badan air, khususnya embung dapat diminimalkan sehingga tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Â
Di Kabupaten Bonebolango, petani lahan kering khususnya di Kecamatan Tilongkabila, Desa Tunggulo pada umumnya berusahatani pada  lahan bertopografi miring tanpa menerapkan upaya-upaya konservasi tanah dan air.  Kondisi ini meyebabkan meningkatnya jumlah air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah yang akan memicu terjadinya erosi yang tinggi.  Hal ini akan lebih diperparah oleh distribusi hujan yang tidak merata dan cenderung terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu yang menyebabkan semakin  meningkatnya runoff dan erosi tanah.  Oleh karena itu, diperlukan metode konservasi tanah yang dapat menekan runoff dan sekaligus meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
Metode konservasi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan peresapan air ke dalam tanah dan meminimalkan potensi terjadinya erosi adalah melalui aplikasi tindakan konservasi dengan melakukan reboisasi. Â Reboisasi dilakukan dengan penanaman pohon searah garis kontur yang akan berfungsi untuk meningkatkan penutupan tajuk vegetasi terhadap permukaan tanah dan sebagai penghambat laju aliran permukaan untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah. Â Peresapan air hujan yang tinggi ke dalam tanah akan mengurangi terjadinya erosi dan sedimentasi pada embung. Â Tanaman pepohonan nantinya akan mengasilkan banyak bahan organik, baik yang bersumber dari pangkasan maupun ranting dan dedaunan yang jatuh ke permukaan tanah. Â Hasil pangkasan tanaman pohon dapat dibenamkan ke dalam tanah untuk memperbaiki sifat-sifat tanah seperti struktur tanah. Â Haridjaja (1996) mengemukakan bahwa bahan organik yang dibenamkan ke dalam tanah akan membentuk struktur tanah dan selanjutnya akan meningkatkan stabilitas struktur tanah serta akan mempengaruhi pori ketersediaan air dan aerasi tanah.
Keberadan tanaman pepohonan sebagai tanaman reboisasi secara langsung akan meningkatkan peresapan air ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi jumlah air yang mengalir di atas permukaan tanah.  Rendahnya jumlah air yang mengalir di atas permukaan tanah sebagai runoff, secara otomatis akan mengurangi jumlah tanah yang terangkut dalam bentuk tanah tererosi.  Menurut hasil penelitian  Asdar, et al (2021), semakin tinggi aliran permukaan maka erosi akan semakin besar.  Lebih lanjut dikemukakan bahwa kerapatan tanaman berperan dalam mengurangi jumlah dan besarnya energi curah hujan, sehingga lahan dengan kerapatan tajuk tanaman lebih tinggi akan mereduksi laju erosi permukaan.
Rendahnya erosi tanah yang terjadi di sekitar embung akan melindungi embung Tunggulo dari kecepatan pendangkalan yang dapat disebabkan oleh tingginya sedimentasi yang bersumber dari sedimen yang masuk ke dalam embung. Â Upaya penanaman dan pemeliharaan pohon buah buahan di sekitar embung ditujukan untuk meningkatkan kerapatan tajuk vegetasi yang dapat berfungsi untuk melindungi permukaan tanah dari tumbukan langsung air hujan. Â Vegetasi pohon khususnya pohon buah buahan memiliki beberapa fungsi dalam menurunkan aliran permukaan dan erosi tanah pada lahan bertopografi miring, diantaranya fungsi tajuk vegetasi dalam mereduksi energi kinetic hujan yang sampai di permukaan tanah dan fungsi akay yang dapat membantu meningkatkan peresapan air ke dalam tanah. Â Menurut Naharuddin (2018) energi kinetik dari tetesan air hujan berubah karena peran bagian-bagian vegetasi yang menghambat laju air hujan sampai di permukaan tanah. Harisman et al (2018) mengemukakan bahwa tindakan konservasi tanah dan air melalui gerakan menanam pohon dengan melibatkan masyarakat merupakan upaya strategis dalam menurunkan bahaya erosi dan mengalirkan air hujan ke dalam tanah melalui proses infiltrasi.