Sering kali orang tua memperingatkan anak agar tidak melakukan kegiatan yang berbahaya untuk anak dengan menggunakan kata "jangan". Ganti kata "jangan" dengan kata lainnya, seperti salah satu contoh nya "nak, jangan lari nanti jatuh" dapat di ubah menjadi "nak, sini jalan sama mama yuk" dengan begitu anak tidak merasa dilarang keinginannya namun di ingatkan bahwa hal yang dilakukannya itu dapat membahayakan dirinya.
Namun kebanyakan orang tua melarang kegiatan anak menggunakan kata "jangan" dan membutuhkan waktu yang agak lama untuk mengubah kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua.
Seperti ketika anak hendak loncat-lonccat di atas kasur, dengan reflek yang sangat cepat sang ibu mengucapkan "dek jangan loncat-loncat atas kasur, nanti kamu jatuh loh".
Memang merubah kebiasaan menggunakan kata "jangan" yang di ganti dengan kalimat positif membutuhkan waktu dan merubah kebiasaan sehari-hari nya. Tapi, apa anda faham dan mengerti mengapa kita sebagai orang tua tidak di anjurkan menggunakan kata "jangan" pada anak? Dan inilah jawaban dari pertanyaan orang tua sekarang yang belum memahami kenapa orang tua tidak di anjurkan melarang anak menggunakan kata "jangan".
Menurut teori parenting yang saya baca-baca, orangtua perlu menghindari kalimat negatif yang memakai kata jangan dan tidak boleh. Alasannya adalah karena anak itu anti dilarang. Semakin dilarang, semakin nekat - katanya. Alasan lainnya karena anak belum terlalu bisa mencerna negasi. Kalau mau bicara dampak jangka panjang, pemakaian jangan dan tidak boleh dikhawatirkan bakal membentuk anak menjadi minder, nggak pedean, takut mencoba hal baru, dan nggak berani menghadapi challenge".
Rujukan :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H