Mohon tunggu...
Nur Maulidila Aisyah
Nur Maulidila Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D3 Perpustakaan Universitas Airlangga

hobi membaca, menggambar dan menonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran "Villainess" dalam Manhwa

23 Juni 2022   11:50 Diperbarui: 23 Juni 2022   12:04 3542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Villain/villainess atau biasa disebut antagonis dalam peran cerita yang biasa kita baca adalah karakter jahat yang biasanya mengganggu tokoh utama dalam meraih impiannya atau cintanya. Namun, apa yang akan terjadi jika tokoh jahat ini sama sekali tidak berniat untuk menganggu tokoh utama melainkan ingin hidup bebas menikmati banyak kelebihan yang keluarganya miliki?

Hal ini lah yang akan penulis bahas dalam artikel singkat mengenai "villainess yang ingin bebas" dari manhwa-manhwa yang pernah dibaca oleh penulis

Villainess berasal dari kata villain yang jika diartikan dari bahasa inggris berarti penjahat penambahan “ess” pada kata villain ini menunjukkan jenis kelamin perempuan yang berarti jika diartikan villainess berarti peran wanita jahat. Dari beberapa manhwa (komik dalam bahasa korea) yang penulis telah baca, peran villainess ini biasanya dari keluarga kasta tinggi yang awalnya tidak selalu berawal jahat, namun menjadi jahat karena adanya pesaing yang kita sebut sebagai tokoh utama wanita dari kasta rendah yang berhasil memikat hati tokoh utama pria yang biasanya juga sudah bertunangan dengan si villainess tersebut.

Dalam beberapa komik yang sudah dibaca penulis terdapat beberapa alur yang mengisahkan bahwa sebenarnya si villainess sudah bahagia dengan tokoh utama pria namun, munculnya orang ketiga yaitu tokoh utama wanita yang berhasil membujuk dan merayu tokoh utama pria hingga beralih hati membuat si villainess marah.

Siapa yang tidak marah jika pasangan yang sudah ditunangkan dan akan menikah nantinya tiba-tiba beralih hati kepada gadis lain hanya karena gadis tersebut terlihat imut, tenang, mudah disukai seperti sifat karakter tokoh utama wanita pada umumnya. 

Disinilah para villainess ini mulai mengganggu para tokoh utama wanita untuk mendapatkan prianya kembali. Tapi, siapa sangka bahwa tokoh utama pria lebih membela tokoh utama wanita dan menyalahkan villainess karena tidak bisa bersikap dewasa.

Namun, yang dilakukan oleh villainess dalam komik yang dibaca penulis berbeda. Villainess ini lebih memilih menikmati hidupnya dengan santai dan membiarkan tokoh utama wanta bersama tokoh utama pria karena si villainess pikir berurusan dengan tokoh utama hanya akan menyusahkan dirinya. 

Dimulailah segala cara dari si villainess untuk menjauhkan diri dari tokoh utama pria yang berujung dari pembatalan pertunangan hingga kabur mencari pria lain seperti menjadi pasangan tokoh pembantu atau tritagonis.

Sayangnya, ceritanya tidak berakhir hingga disitu saja. Si villainess yang mengira hidupnya sudah tenang mulai di ganggu oleh tokoh utama pria yang tidak ingin ditinggalkan oleh tunangannya dan tokoh utama wanita yang berusaha agar si villainess tidak bisa bersama tokoh utama pria. Disini pembaca dituntut untuk lebih berpikiran luas mengenai siapa sebenarnya tokoh jahat dalam kisah ini? Apakah si villainess yang sejak awal sudah dinilai jahat? Atau mungkin tokoh utama perempuan yang terlihat baik dalam cerita?

Seperti kata-kata “don’t judge a book by cover” yang berarti jangan menilai buku dari sampulnya saja namun kita juga harus menilai dalamnya. Dalam kehidupan nyata juga begitu, dalam menilai seseorang tentu saja kita tidak bisa hanya menilai luarnya, yang dibilang oleh orang lain tidak selalu benar karena bisa saja yang dilakukannya adalah bentuk perlindungan diri untuk melindungi sesuatu yang berharga baginya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun