Titik Menyelamatkan Jiwa
Didalam kehidupan yang universal ada sebuah misteri dan teka-teki yang harus di pecahkan. Kehidupan itu seperti rumah angker yang sudah tak berpenghuni, orang yang tersesat didalamnya harus mencari jalan keluar dari sana. Dan orang-orang yang mempunyai jiwa membangun, akan merenovasi rumah tersebut, menjadi rumah yang layak huni.
Terkadang didalam hidup ini terdapat fenomena yang bisa membuat orang-orang yang menjalaninya menjadi sangat hati-hati dan tidak mau gegabah. Agar tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan nantinya.
Di dalam kehidupan, sekecil apapun itu baik yang abstrak maupun metafisik (berwujud atau tidak) pasti ada kegunaannya. Sekalipun itu sebuah kerikil kecil yang sewaktu-waktu bisa berguna bagi kehidupan manusia. Pada hakikatnya kehidupan manusia merupakan pembicaraan mengenai keberadaan manusia itu sendiri, pembicaraan mengenaikeberadaan yang tidak pernah tuntas untuk diselidiki.
Berbicara mengenai sesuatu yang kecil, apa yang terlintas dibenak saudara sekalian ? pasti saudara menganggap bahwa sesuatu yang kecil itu adalah sesuatu yang tak berguna dan terlupakan. Padahal dibalik itu semua, tersimpan hal yang besar. Seperti kata-kata bijak yang sering kita dengar “ jangan remehkan hal yang kecil, karena dibalik kecilnya sesuatu pasti tersimpan hal yang besar.” Dengan kata lain, sesuatu yang kecil itu pasti sewaktu-waktu bisa bermanfaat besar bagi kita.
Bisa kita contohkan, orang-orang yang difabel. Mereka, yang dianggap kecil, tidak bisa melakukan apa-apa dan memiliki kekurangan yang dianggap tidak berguna oleh orang-orang yang menganggap remeh kehidupan, itu malah sebaliknya. Mereka yang difabel bisa meraih kesuksesan dan prestasi lebih dari orang-orang yang menganggap remeh mereka. Orang-orang yang seperti itu, biasanya dalam kehidupan mereke sombong. Kenapa bisa dikatakan demikian, karena mereka yang besar atau dikatakan memiliki kekuatan lebih dari orang-orang yang lemah atau dari orang-orang difabel tersebut, menganggap sesuatu yang kecil itu tidak ada gunanya, tidak penting, tidak perlu di ekspos dan mengacuhkannya. Mereka lebih memilih yang pasti-pasti saja. Lebih memilih sesuatu yang mempunyai nilai jual tinggi, dibanding dari sesuatu yang kecil tersebut.
Dari sisi lain, orang yang berangggapan seperti itu, biasanya akan menganggap mereka lebih dari siapapun. Termasuk meremehkan orang lain yang mereka anggap tidak punya apa-apa. Bisa kita contohkan saja kepada pemilihan umum, jika tidak ada masyarakat/rakyat dalam suatu negara yang akan memilih untuk pemimpin negara mereka, mana mungkin seseorang yang akan menjabat itu, bisa menjabat. Kalau tidak berkat suara rakyatnya. Banyak contoh yang bisa kita utarakan dalam uraian ini, sesuatu kecil lainnya seperti, jarum. Jarum sesuatu yang kecil, tapi bisa berguna untuk menjahit kain yang robek. Bisa menyatukanya kembali.
Seperti titik pada sebuah harga barang yang ada di Timur Tengah, yang menggunakan tulisan arab, jika kita tidak memperhatikannya dengan baik kita akan salah. Seorang dosen pengampu mata kuliah bahasa arab di sebuah universitas terkenal, menceritakan kepada mahasiswanya, bahwasanya sewaktu beliau berada di Mesir dalam rangka melanjutkan studi beliau, beliau melakukan kesalahan. Kesalahan yang beliau lakukan adalah, kurang memperhatikan apa yang beliau lihat. Pada saat itu beliau hendak membeli sebuah pakaian, dan akan membayarnya, dengan harga yang tercantum. Tapi beliau malah ditolak uangnya oleh si penjual, kenapa ? karena harga pakaian dengan uang yang diberikan kepada penjual tadi tidak sesuai, beliau tidak memperhatikan tanda titik kecil di samping angka pertamanya. Yang awalnya pakaian seharga 60, dikiranya seharga 6. Itu adalah kesalahan yang beliau pernah lakukan.
Dan cerita lain, di ceritakan oleh dosen yang sama juga, mengatakan bahwa ada sebuah peristiwa pembunuhan, yang didalamnya terdapat seorang anak yang dituduh telah melakukan pembunuhan tersebut. Dan akan di vonis hukuman mati. Padahal anak tersebut tidak pernah melakukannya. Pihak terkait mencari bukti, anak ini adalah seorang mahasiswa di suatu universitas, yang sewaktu itu ditanyai keberadaannya kepada pihak kampus, khususnya dikelas dia belajar. Teman-temannya mengatakan bahwa dia tidak bersalah, karena dia bersama mereka dalam mengikuti pembelajaran dan mengisi presensi. Atas pernyataan teman-temannya tadi dan diperkuat dengan presensi hadir nya yang ditandai dengan sebuah titik kecil itu dia (mahasiswa) tadi terbebas dari segala tuduhan dan terbebas dari hukum mati. Itu adalah sesuatu yang sangat menakjubkan, dari sebuah tanda titik yang bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang tidak bersalah.
Jika dihadapkan pada orang-orang timur tengah, apa yang terfikirkan oleh saudara ? Pastinya saudara memikirkan tentang Bahasa Arab.
Diah Suci Lestari, Mahasiswi sebuah Universitas terkenal, jurusan pendidikan bahasa arabmengatakan bahwa, “bahasa arab itu penting. Tapi kebanyakan dari orang, khususnya bagi umat islam, justru sebaliknya. Yang mengesampingkan bahasa arab. Seperti yang kita ketahui, bahasa arab tidak hanya digunakan sebagai transaksi, korelasi, tidak hanya sebagai diskribilitas pendidikan dan identitas bagi umat islam.”
Diah menjelaskan dengan tegas bahwa banyak diantara kita yang sudah melupakan bahasa arab, yaitu bahasa umat, khususnya bagi yang beragama islam (muslim). Mereka menganggap bahasa arab itu hanya sekedar tulisan dalam alquran, sekedar coretan yang ada di kertas, dan hanya untuk dilihat saja. Padahal bagi yang beragama islam, bahasa arab itu adalah kesehariannya, kenapa demikian? Karena bahasa arab ada disetiap ibadah mereka. Seperti shalat, berdzikir, itu semua menggunakan kalimat bahasa arab. Bahasa arab adalah bahasanya Allah. Sungguh nauzubillah bagi orang-orang yang menganggap remeh bahasa arab.
Disisi lain, Mahasiswa Ushuluddin di sebuah Universitas terkenal, Rahmat Afandi juga mengatakan bahwa membicarakan tentang bahasa arab, yang terfikirkan olehnya adalah simbol persatuan umat islam, meskipun secara substansi tidak semua orang islam bisa menguasai bahasa tersebut. Alquran yang diturunkan dengan bahasa arab menjadikan umat ataupun masyarakat berada dibawah satu naungan bahasa yang bahasa tersebut dikatakan mampu untuk meminimalisir kesalahapahaman. Disamping itu bahasa arab bersifat universal yang sangat penting bagi umat manusia, khususnya umat islam dalam memahami alquran.
Dari sekian banyak contoh yang sudah diuraikan diatas tadi, hendaknya kita yang dahulunya menganggap sesuatu yang kecil itu tidak berguna, menganggap remeh yang lemah, hendaknya sekarang harus lebih memperhatikan apa yang ada disekitar kita, sekecil apapun itu. Buang sikap sombong dan rasa ketuhanan pada diri.
Jadi, Tulisan ini bertujuan untuk mengajak saudara-saudara sekalian agar tidak meremehkan sesuatu yang kecil itu, sekalipun itu hanya seekor semut yang melintas dibawah kaki kita. kita harus selalu mempunyai jiwa solidaritas yang tinggi dan tidak semena-mena terhadap yang kecil dan lemah.
Kita hanya manusia biasa, yang tidak punya daya apa-apa. Yang bisa melakukan sesuatu yang mustahil dan menganggap sesuatu yang kecil itu hanya Tuhan semata tidak manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H