dari 2.bp.blogspot.com
Gambar KRI Usman Harun diambil dari "http://www.apakabardunia.com/2014/02/oh-ini-toh-kecanggihan-kri-usman-harun.html "
Rasa dendam dan kemarahan Singapura atas penamaan "Usman dan Harun" untuk kapal perang RI, nampaknya tidak cukup dari permintaan maaf pemerintah RI.  Singapura menganggap perlu untuk memberi hukuman kepada orang yang bertanggung  jawab dalam pemberian nama kapal pernag tersebut.  Usman dan Harun adalah penjahat perang buat Singapura tetapi oleh RI mereka adalah Pahlawan bangsa yang pantas namanya diabadikan sebagai nama sebuah kapal perang.
Media Singapura sebagaimana kita ketahui, tiba-tiba tanpa ada angin dan badai menyorot jam tangan yang digunakan oleh Jendral Moeldoko (Panglima TNI), persis saat rakyat Indonesia mulai melupakan peristiwa penamaan kapal perang yang sempat menjadi silang pendapat antara RI dan Singapura. Â Media Indonesia termasuk Kompas.com ikut mewartakannya, dan terakhir mendapat tanggapan serius dari KPK yang tanpa pikir panjang langsung berkomentar, "Moeldoko harus melaporkan jam tangan milikinya yang konon seharga 1 milyar lebih", padahal KPK sendiri belum memeriksa laporan terakhir Moeldoko tentang kekayaanya.
Apakah Jendral Moeldoko sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap penamaan Usman dan Harun untuk KRI kita, sedang mendapatkan "hukuman" dari Singapura. Â Jika benar demikian betapa naifnya kita, yang sedang digunakan oleh Singapura untuk "menghukum" Jenderal Moeldoko, jadi tidak salah Malaysia menyebut bangsa kita sebgai indon. Â Kita (terutama media) terlalu mudah menjadi penerus atau permainan pihak asing untuk menjalankan rencana jahatnya.
Kapankah kita (terutama media) memberikan penghargaan kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, atas keberaniannya melawan negara yang telah "merampok" kekayaan kita dan sebagai tempat yang nyaman buat koruptor untuk bersembunyi dan menyembunyikan kekayaanya.
Saya berpendapat Jenderal Moeldoko pantas kelak menyandang Jendral Besar (bintang lima).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H