Mohon tunggu...
Nurman Haryadi
Nurman Haryadi Mohon Tunggu... Guru - Alumni Mahasiswa Pendidikan Fisika IKIP Mataram 2019

Hidup adalah pilihan maka gunakanlah hanya pada hal-hal yang membawamu pada ridhoNya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Malam

19 Mei 2024   23:04 Diperbarui: 19 Mei 2024   23:27 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah selimut malam yang pekat,
Bintang-bintang berkelip, riang, menyemat,
Dalam sepi yang tenang, tanpa rengek,
Bulan melukis senyum di langit yang megah.

Angin berbisik pelan di antara dedaunan,
Menyampaikan cerita lama dari kejauhan,
Kidung jangkrik mengiringi tarian,
Menghantar jiwa pada kenangan yang dalam.

Gelap tak lagi menakutkan,
Dalam peluknya, damai kian terasakan,
Seperti pelukan ibu yang lembut,
Menyelimuti hati yang rapuh dan penat.

Malam, kau adalah kanvas tanpa batas,
Di mana mimpi-mimpi berlayar bebas,
Menembus batas waktu dan ruang,
Menjanjikan harapan di pagi yang menjelang.

Di bawah payung hitammu yang agung,
Aku temukan keheningan yang agung,
Membawa tenang dalam gelisah jiwa,
Malam, engkaulah penawar luka.

Ketika dunia berhenti sejenak berputar,
Dan bayangan merajut misteri yang samar,
Aku terbuai dalam simfoni malam,
Menyelam dalam kedamaian tanpa batas.

#Nurman Haryadi

#Simfoni Malam

#Minggu, 12 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun