Perkenalkan, nama saya Nurmalita Eka Putri Wibowo. Saya berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi. Saya mulai memasuki dunia perkuliahan pada tahun 2019. Disini saya akan menceritakan sudut pandang pribadi mengenai apa saja potensi dari media sosial yang saya gunakan, kekurangan apa saja yang masih harus diperbaiki, agar iklim media sosial di Indonesia menjadi lebih sehat.
Oke, disini saya akan menjelaskan apa itu pengertian dari media sosial sendiri itu apa?  Jadi media sosial sendiri adalah media online yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara pengguna satu dengan pengguna yang lain, serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet yang menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan  oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Dilansir dari HootSuite (We Are Social) Pengguna media sosial aktif di Indonesia pada tahun 2020 sendiri berjumlah 160 juta pengguna dari 272,1 penduduk yang ada di Indonesia. Yang artinya lebih dari setengah dari penduduk Indonesia menggunakan media sosial untuk memenuhi kebutuhan informasi sehari-hari, melakukan interaksi dengan pengguna lain, dan lain-lain yang masih berhubungan dengan media sosial.
Potensi media sosial sendiri sangatlah besar di Indonesia, bahwa penduduk Indonesia sendiri suka memakai media sosial dikala tidak ada kesibukan dan saat bosan. Hal itu dapat dibuktikan banyaknya orang Indonesia memakai banyak platfrom seperti Twitter, Facebook, Instagram, WhatsApp, TikTok, YouTube, dan lain-lain.
Dirangkum KompasTekno dari We Are Social, Selasa (23/2/2021), waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit. Berdasarkan aplikasi yang paling banyak digunakan, secara berurutan posisi pertama adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter. Menurut laporan, waktu yang dihabiskan pengguna WhatsApp di Indonesia yaitu sekitar 30,8 jam per bulan, Facebook 17 jam per bulan, Instagram 17 jam per bulan, TikTok 13,8 jam per bulan, kemudian Twitter 8,1 jam per bulan. Dari sekian banyak layanan video streaming, YouTube masih menduduki posisi teratas dengan rata-rata waktu penggunaan 25,9 jam per bulan.
Media sosial sendiri bisa dijadikan pekerjaan sampingan maupun pekerjaan tetap. Seperti mendapatkan endorsment dengan menjadi selebgram, menjadi youtuber seperti membuat konten yang baik, dan lain-lain yang dapat menghasilkan uang. Caranya adalah ketika menjadi youtuber, kita harus memutar otak untuk membuat konten yang menarik agar mendapatkan views dan subscribers yang banyak dan menjadi video trending di YouTube. Isi dari channel youtube yang disukai pun cukup ringan. Bisa berupa challenge, tutorial, mukbang, daily activity, film pendek, dan masih banyak lagi. Yang kedua adalah dengan mengelola konten ketika menjadi selebgram. Dengan modal followers yang banyak, bisa jadi kita akan menjadi seorang influencer. Dengan adanya "status" tersebut, akan memudahkan kita mendapatkan uang seperti mempromosikan atau biasa disebut dengan "endorse" barang dagangan seseorang atau perusahaan, mengiklankan sebuah produk, hingga diajak bekerja sama dengan perusahaan terkenal.
Meski begitu menguntungkan, namun media sosial juga mempunyai pengaruh buruk bagi penggunanya, seperti:
1. Gangguan Kesehatan Fisik
Menatap layar ponsel terlalu lama terlebih dengan jangka waktu yang panjang, dapat mengganggu kesehatan seperti miopi. Selain itu, kalian juga berpotensi mengalami mata kering, mual dan pusing. Hal lain yang juga mungkin terjadi adalah memicu rasa sakit atau pegal pada leher karena terlalu lama menunduk.
2. Terpapar Konten NegatifÂ
Di jagat internet, ada jutaan informasi dengan berbagai bentuk konten yang dapat diakses dengan mudahnya. Media sosial yang menjadi platform berbagi konten dari para pengguna sangat berpotensi memunculkan konten-konten negatif dengan unsur SARA. Konten tersebut tidak baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama anak-anak serta remaja.