Mohon tunggu...
Dliyaussathi NurmalitaAzza
Dliyaussathi NurmalitaAzza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi B 22107030045

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kenakalan Anak Dianggap Wajar?

2 Juni 2023   09:38 Diperbarui: 6 Juni 2023   13:37 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gakpapa kok kan masih anak kecil," Kata kata yang sering terlontar ketika melihat tingkah nakal seorang anak. Kenakalan pada anak di bawah umur beragam dalam tingkat keekstreman dan jenis perilaku yang ditunjukkan oleh anak-anak. 

Tindakan mereka biasanya merupakan bentuk adaptasi dari keluarga, lingkungan sekitar, dan bahkan timbul karena gangguan kesehatan mental anak. Selain itu, kenakalan pada anak juga bisa dipicu dari tontonan yang mereka lihat ataupun gadget (media sosial).

Dari poin pertama keluarga, biasannya anak akan meniru tindakan yang diajarkan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala ucapan ataupun tindakan mereka akan mudah diingat anak apalagi keluarga ialah sekolah pertama bagi anak. Poin kedua ialah lingkungan sekitar, hal ini biasannya dilihat dari lingkungan tempat tinggal dan bermain anak. Lingkungan yang baik (orang dan suasana) akan membangun sifat yang baik juga bagi anak.

Poin ketiga adalah kesehatan mental anak, berdasarkan kasus-kasus yang pernah terjadi, biasannya anak melakukan tindakan yang tidak wajar dikarenakan pengalaman tindakan seseorang terhadapanya yang mengganggu mental mereka. Contoh sederhana yang menyebabkan gangguan kesehatan mental anak ialah kekerasan, pembulyan, dan bahkan hinaan.

Terakhir, tontonan baik dari televisi maupun gadget. Perlu diketahui hal ini justru menjadi pemicu kenakalan terbesar di era sekarang. Orang tua yang sibuk biasannya akan memberikan anak mereka gadget dan membiarkan menonton tv. Orang tua lalu cenderung lalai tidak melakukan pengawasan terhadap tontonan sang anak. Tayangan yang menayangkan hal yang tidak baik akan direkam dalam memori sang anak dan di explore melalui tindakan mereka.

Dari beberapa pemicu tersebut, berikut beberapa contoh kenakalan yang dianggap umum terjadi pada anak di bawah umur:
1. Berbohong
Anak biasannya melakukan kebohongan untuk mendapatkan izin atau menghindari hukuman. Satu kebongan yang mereka ucapkan namun tidak ketahuan akan menyebabkan anak merasa bebas berbohong. Satu kebohongan akan diikuti kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Orang tua perlu menamkan sifat jujur dan terbuka pada anak sehingga anak tidak merasa takut untuk berkata jujur.
2. Mencuri
Kenakalan ini biasannya dikarenakan faktor ekonomi anak atau tidak terwujudnya keinginan sang anak. Ketika anak memiliki keinginan terhadap suatu benda biasanya anak cenderung merengek hingga keinginannya terpenuhi. Namun ketika keinginannya tetap tidak terpeuhi, dan kurangnya didikan dari orang tua anak akan melakukan tindakan seperti mencuri untuk mendapatkannya. Benda yang biasanya dicuri berbentuk jajan, uang, mainan , dll.
3. Tidak bertanggung jawab
Anak biasanya mengesampingkan tanggung jawab mereka karena menurutnya orang dewasa lah yang harus bertanggung jawab. Pendidikan mengenai pentingnya tanggung jawab perlu diberikan kepada anak, kalau tidak anak akan terbiasa menyerahkan tanggung jawabnya kepada orang tua. Contoh tindakan ini seperti mainan yang dibiarkan berserakan, memecahkan atau merusakkan benda, dll.
4. Perkelahian dan perilaku agresif
Beberapa anak mungkin sering terlibat dalam perkelahian dengan anak lain di sekolah atau di lingkungan sekitar mereka. Mereka mungkin juga menunjukkan perilaku agresif, seperti berkata kasar dan mengancam orang lain. Hal ini mereka lakukan ketika merasa terpojok atau merasa ingin dianggap kuat oleh orang sekitarnya yang justru malah membuat anak berlaku kasar.

Itu tadi beberapa contoh hal kenakalan anak yang sering dianggap wajar oleh orang dewasa. Tindakan yang sering dianggap wajar malah justru membuat anak merasa bebas melakukan hal tersebut. Jika terus dibiarkan sifat tersebut akan melekat pada sang anak hingga dewasa nanti. Orang tua juga disini harus mencari tau penyebab yang mendasari kenakalan anak dan mencari cara terbaik untuk menanganinya, selain itu bantuan profesional juga diperlukan untuk membantu mengatasi masalah kenakalan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun