Yogyakarta dan sekitarnya, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali dilanda bencana alam berupa gempa bumi. Dilansir dari info pusat BMKG, gempa mengguncang daerah Yogyakarta pada Jumat (17/3/2023) dengan magnitudo (M) sebesar 5,2 berpusat di Kulon Progo, Yogyakarta. Gempa berkedalaman 10 Kilometer (Km) itu terjadi sekitar pukul 19.12 WIB, dengan titik lokasi 8.89 Lintas Selatan (LS), 109.77 Bujur Timur (BT), dan 126 Kilometer (Km) Barat Daya (BD).
Setelah terjadinya erupsi gunung merapi pada Sabtu (11/3/2023) yang melanda daerahAwalnya BMKG menyebutkan kekuatan gempa yang baru saja terjadi pada kisaran 5,6 magnituo (M), BMKG kemudian memperbarui data di laman website nya bahwa kekuataan gempa berkisar 5.2 Kilometer (Km) selama kurang dari 5 detik dan tidak berpotensi menimbulkan adanya tsunami. Namun, BMKG tetap menghimbau masyarakat untuk tetap waspada akan adanya gempa susulan yang mungkin terjadi.
Walaupun gempa tidak berlangsung lama namun dikarenakan pergerakan gempa yang terasa cukup kencang menimbulkan kepanikan masyarakat. Getaran gempa paling terasa di daerah pesisir pantai Yogyakarta. Warga Yogyakarta ( Jogja kota dan Bantul) yang merasakan gempa tersebut berbondong berlarian keluar ruangan dikarenakan panik akan guncangan yang terjadi. Untungnya hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat adanya gempa bumi yang terjadi.
Gempa yang dirasakan di daerah Kulonprogo, Sleman, Bantul, Jogja, Gunung Kidul, dan Magelang berskala intestitas III MMI (Modified Mercally Intensity) yang artinya getaran gempa nyata setara truk yang lewat.
Gempa yang dirasakan di daerah Ngawi, Tulungagung, dan Magetan berskala intensitas II-III MMI yaitu getaran yang dirasakan orang dan barang ringan digantung bergoyang.
Sedangkan skala II MMI dirasakan di daerah Kediri, Karangkates, Nganjuk, Solo. Klaten, Banjarneara, Wonogiri, dan Wonosobo.
Guncangan gempa tidak hanya dirasakan warga Yogyakarta dan sekitarnya saja, bahkan daerah Jawa Barat dan Jawa Timur pun ikut merasakan guncangan tersebut.Daerah Jawa Barat yang merasakan guncangan gempa dengan magnitude 5,2 (M) tersebut yaitu daerah Pangandaran , sedangkan di Jawa Timur yang merasakan gempa Jogja yaitu Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, dan Madiun.
Gempa kali ini cukup menghebohkan dunia twitter. Para netizen lebih tepatnya yang berasal ataupun berdomisili di Yogyakarta membicarakan keunikan gempa kali ini. Topik yang dibahas ialah keadaan cuaca Yogyakarta pada hari dimana gempa terjadi.
Pada pagi hari Jumat (17/3/2023) langit dan cuaca Jogja sangat terik dan panas,dikarenakan masih adanya hawa panas dari awan panas Merapi yang sebelumnya erupsi. Lalu pada sore hari di beberapa daerah Yogyakarta diguyur hujan lebat dan badai petir yang mengakibatkan tumbangnya beberapa pohon serta rubuhnya baliho sehingga menimbulkan kemacetan. Terakhir di malam harinya terjadilah gempa yang menghebohkan warga Yogyakarta dan sekitarnya. Dikutip dari tweet milik  @arorossy " Jogja kenapa sih hari ini. Pagi panas terik. Sore hujan badai. Malam gempa" yang menimbulkan berbagai komentar dari netizen.
Sebelum gempa yang terjadi di Yogyakarta pada malam hari, daerah Wonosobo lebih dulu dilanda gempa. Pada Jumat siang pukul 12.00.37 WIB (17/3/2023) Wonosobo diguncang gempa bumi tektonik atau gempa darat. Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, Setyoajie Prayoedhie dari hasil analisis gempa yang melanda Wonosobo  dengan magnitude 2,2 (M) episenter gempa terletak pada koordinat 7,2 Lintang Selatan (LS), 109.89 Barat Timur (BT) tepatnya di darat dengan jarak 17 Kilometer (Km) arah Barat Laut (BL) Wonosobo dengan kedalaman 7 Kilometer (Km).
Hingga pukul 14.53 WIB pagi tadi hanya terdeteksi 2 aktivitas gempa bumi susulan lewat monitoring BMKG dengan magnitude sebesar 1,8 (M) dan 1,5 (M). Guncangan gempa bumi Wonosobo dirasakan di daerah Kepakisan dan Dieng secara ringan dan tidak ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.