Semarang (28-29/10), Sekelompok mahasiswa dari program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang, baru-baru ini melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di lingkungan rumah tangga RT 01/RW 02, Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Kegiatan ini berfokus pada upaya pencegahan kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan stunting pada anak balita.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang. Kondisi ini menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, yang nantinya berpotensi mengurangi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.Â
Dengan prevalensi stunting nasional yang tercatat mencapai 21,6% pada tahun 2022, pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan kesadaran masyarakat melalui promosi kesehatan menjadi langkah penting, terutama di kalangan ibu yang memiliki anak balita.
Promosi kesehatan ini berlangsung selama dua hari, yakni pada Senin, 28 Oktober 2024 dan Selasa, 29 Oktober 2024. Dengan pendekatan door-to-door, para mahasiswa mendatangi rumah-rumah warga, khususnya ibu-ibu yang memiliki anak atau cucu balita. Terdapat sekitar 10 ibu yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini.
Sesi edukasi dimulai dengan penyuluhan mengenai stunting, meliputi pengertian, penyebab, dan dampak jangka panjang dari stunting terhadap anak. Edukasi disampaikan menggunakan media flipchart dengan gambar dan poin-poin utama untuk memudahkan pemahaman.
 Pada halaman terakhir flipchart, disediakan kode QR yang dapat dipindai, mengarahkan ibu-ibu pada sumber-sumber tambahan seperti buku panduan, video edukasi, jurnal, dan artikel terkait stunting yang bisa diakses kapan saja.
Setelah sesi penjelasan, mahasiswa melanjutkan kegiatan dengan melakukan pengukuran berat dan tinggi badan pada balita. Langkah ini penting untuk menilai status gizi anak secara langsung dan menjadi acuan bagi orang tua untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala. Selanjutnya, setiap ibu diberi satu porsi makanan sehat sebagai contoh piring gizi seimbang sesuai panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Makanan ini menjadi contoh nyata komposisi gizi seimbang yang bisa diterapkan dalam keseharian untuk mencukupi kebutuhan nutrisi balita.
Antusias dan partisipasi para ibu menjadi salah satu faktor keberhasilan kegiatan ini. Mereka menyimak dengan penuh perhatian dan aktif berdiskusi, memberikan saran serta masukan kepada para mahasiswa. Beberapa ibu berbagi pengalaman pribadi tentang kesulitan dalam memberikan gizi yang cukup kepada anak mereka dan meminta saran praktis dari tim mahasiswa.Â
Respons positif ini tidak hanya mencerminkan pentingnya kegiatan semacam ini, tetapi juga menunjukkan kesiapan masyarakat untuk berkolaborasi dalam upaya mencegah stunting.
Kegiatan promosi kesehatan ini diharapkan dapat terus berlangsung secara berkelanjutan dengan kolaborasi berbagai pihak, baik dari akademisi, pemerintah, maupun masyarakat itu sendiri. Edukasi dan kesadaran yang meningkat akan pentingnya gizi seimbang untuk anak-anak dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam mewujudkan generasi masa depan yang sehat dan produktif.