Mohon tunggu...
Nurmalinda Davinly
Nurmalinda Davinly Mohon Tunggu... Guru - mujahidah tangguh

Jadi apa adanya diri tanpa membuat ia merasa terbeban

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Bukan Kesalahan Kan??

19 September 2014   03:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelakar rindang itu masih berwujud

Sama seperti kisah yang terbalut oleh angin-angin yang turut

Gelak tawa merayu dedaunan itu hingga menari

Saat kau sungkilkan sedikit partikel canda terurai menjadi atom-atom keindahan

Saf, rasa ini juga tak berubah

Sejak saat mata itu kau tancapkan pada retinaku

Ini detak cinta ketika sesaat kita saling memandang wajah

Yang masih kau anggap biasa kala satu

Aku ingin memandangmu sepenuhnya

Tanpa tirai penghalang yang membentang luas dikiri kanan

Tapi, rasa yang ku punya hanya berani untuk tetap diam pada masa

Hingga satu-satu cinta tumbuh menyusuri tajamnya duri kehidupan

Salahkah bila kutitip hati ini pada sebagian kecil dihatimu?

Yang tiada sanggup ku ungkap lewat lisanku

Saf, yakinkan aku bahwa ini bukanlah sebuah kesalahan

Kesalahan telah melibatkan keterkaitan hati denganmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun