Mohon tunggu...
Nurmalasari
Nurmalasari Mohon Tunggu... Konsultan - Public Health Specialist

Passionate in Youth4Health & Mental Health | SDGs, Social Network, & Indigenous Enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tekan Kematian Ibu, Kabupaten Sumbawa Barat Perlu Optimalisasi Program Kesehatan Berbasis Sosial Budaya

17 September 2018   11:09 Diperbarui: 17 September 2018   14:15 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tren AKI di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012-2016 (Profil Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016)

Kematian ibu dan bayi bukan lagi 'momok' bagi Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam kurun waktu 5 tahun, Kabupaten Sumbawa Barat berhasil menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) hingga 84%. Tidak hanya itu, Kabupaten Sumbawa Barat juga dapat menekan AKI hingga di bawah target Nasional (102/100.000 Kelahiran Hidup), yaitu 35/100.000 Kelahiran Hidup.

Meskipun begitu, Kabupaten Sumbawa Barat tidak boleh terlalu cepat berpuas diri. Sebagai tolak ukur pembangunan negara bidang kesehatan, maka Kabupaten Sumbawa Barat harus berjuang lebih keras lagi agar dapat menekan AKI hingga mencapai 0. Optimalisasi program kesehatan ibu perlu dilakukan dengan pendekatan pada faktor lingkungan sosial budaya.

Tingginya kematian ibu sebagian besar terjadi karena adanya komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, atau nifas yang tidak tertangani dengan baik. Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis) menjadi salah satu penyebab komplikasi yang dapat dicegah. Namun, bagaimana kasus KEK pada ibu hamil bisa dicegah saat budaya yang berkembang di Kabupaten Sumbawa Barat melarang ibu hamil mengonsumsi makanan yang sebenarnya tinggi protein?

Berdasarkan hasil studi etnografi yang dilakukan Tim Pencerah Nusantara tahun 2016 diketahui bahwa budaya 'pantang makanan' pada ibu hamil di Kabupaten Sumbawa Barat -- atau yang disebut Madi oleh masyarakat setempat -- adalah suatu adat istiadat yang diyakini secara turun temurun sebagai wujud pencegahan terhadap suatu penyakit saat hamil hingga nifas.

Tidak terdapat penolakan, karena masyarakat memiliki ketakutan-ketakutan tersendiri jika tidak menerapkannya pada anggota keluarga, apalagi atas dasar perintah Sandro -- sosok yang dituakan di Kabupaten Sumbawa Barat.

Praktik Madi oleh masyarakat Kecamatan Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat
Praktik Madi oleh masyarakat Kecamatan Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat
Budaya Madi melarang masyarakat mengonsumsi makanan-makanan yang sebenarnya sangat kaya akan protein seperti protein hewani dan nabati, menggantikannya dengan nasi yang dicampur dengan air mentah, garam rendah yodium, serta kerupuk. Tidak mengherankan jika masih terdapat ibu hamil KEK seperti yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Pototano sebesar 11 kasus pada tahun 2016, karena makanan tersebut rendah protein.

Nutrition Box menjadi alternatif upaya optimalisasi pada Kelas Ibu Hamil yang ditawarkan Tim Pencerah Nusantara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Program ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada ibu hamil untuk mengubah pola pikir, konstruksi nilai, dan norma sosial dalam memilih dan memutuskan jenis makanan yang dikonsumsinya melalui metode rasionalitas dan analogi yang mudah diserap dan dipahami oleh ibu hamil itu sendiri.

Bekerja sama dengan tokoh yang dihormati masyarakat seperti Sandro melalui Program Kemitraan Tenaga Kesehatan dan Sandro, Nutrition Box diharapkan menjadi solusi yang komprehensif.

Penerapan Nutrition Box pada Program Kelas Ibu Hamil di Kecamatan Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat
Penerapan Nutrition Box pada Program Kelas Ibu Hamil di Kecamatan Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun