Hampir 20 tahun yang lalu, kisah dari sebiji limau kuit terjadi. Gara gara melihatku membawa limau kuit kerumahnya, suaminya dari temanku tersebut jadinya selalu berprasangka jelek terhadap diriku, yang menyebabkan tali pertemanan kami putus. Suaminya berasal dari Sumatera dan punya pandangan kalau limau kuit ini hendak menyakiti keluarganya. Begitulah yang terjadi, padahal maksud hati hendak makan bersama nyambel dicobek dikucur pakai limau kuit ini.Â
Penampakan foto diatas itu adalah limau kuit, bukan jeruk purut yang dijual lapak kembang, jeruk purut dan limau kuit memang mirip bentuk kulitnya. Limau kuit hanya ada di pulau Kalimantan lho !! Biasa sama keluarga pabila lagi ke kalimantan pasti dijadikan salah satu oleh olehnya limau kuit ini. Yang paling khas dari limau kuit ini adalah aromanya.Â
Rasanya seger, harum dan tentu saja asem, berbeda sama jeruk limo (untuk sambel pecel lele), dan juga jeruk nipis. Kalau baru awal musim harganya lumayan mahal bisa 5000/bh, tapi kalau sudah puncaknya harganya 1000/bh. Rasanya yang asem, wangi seger cocok buat teman Soto Banjar ataupun cacapan asam iwak karing haruan babanam atau cacapan ikan pepes baung/patin, membuat selalu nambah nasi, lupa dengan timbangan badan lebih miring kekanan. Dan musti hati hati yang punya asam lambung. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H