Mohon tunggu...
Nurmaidah Isti
Nurmaidah Isti Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Ingin menjadi penulis, tapi jarang menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teks Anekdot: Kesempatan Berbisnis

9 Desember 2024   22:48 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:48 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Setalah kelulusan SMP, Vina ingin sekali melanjutkan ke SMA terfavorit di kotanya. Tetapi nilai hasil belajarnya tidak cukup untuk masuk ke SMA itu. Dan Vina yang tengah sedih itu bercerita ke Ayahnya.
       Ayah Vina, yaitu Tarno yang mendengar kesedihan Vina tidak ingin melihat anaknya sedih dan akan mengusahakan apa pun untuk kebahagiaan anaknya. Jadi ia berpikir. Dan kemudian teringat, bahwa ia mempunyai teman yang bekerja sebagai guru di SMA tersebut.
     Kemudian Pak Tarno menghubungi temannya yang bernama Pak Yanto lewat telepon.
"Halo Pak, apa kabar? Lama ga ketemu" Sapa Pak Tarno dengan ramah
"Saya kabar baik pak. Ada apa ya Pak" Jawaban Pak Yanto lewat telepon
"Ini Pak, saya mau minta tolong. Bapak mau bantu? Nanti saya berikan apa yang Bapak mau"
"Membantu apa Pak? Kalo bisa saya akan bantu"
"Anak saya, si Vina. Sekarang sudah lulus SMP dan dia mau lanjut ke SMA Bapak bekerja itu... "
"Oalah mau saya bantu masukin Pak?" Tanya Pak Yanto yang sudah paham walau Pak Tarno belum selesai berbicara.
"Tepat sekali, seperti itu Pak. Apa bisa Bapak bantu saya?"
"Tenang itu Pak. Besok Bapak dan Vina silahkan datang saja ke sekolah. Tapi langsung ke ruangan saya ya, tidak usah ikut antrian di lobby"
"Sip, Pak. Terima kasih sekali Pak Yanto, besok saya akan datang"

      Telepon ditutup. Dan keesokan harinya Vina dan Ayahnya datang ke SMA itu untuk daftar dengan Pak Yanto. Ia melewati antrian para calon peserta didik lain di lobby dan bergegas ke ruangan Pak Yanto.
      Tapi saat tiba di depan ruangan itu, Vina bingung karena di sana juga ada antrian para calon peserta didik. Tidak dihiraukannya oleh Vina dan ia ingin langsung masuk ke ruangan Pak Yanto. Saat hendak membuka pintu, Vina dihadang salah seorang dari calon peserta itu.
"Hei kamu! Ngantri dong. Kita semua udah ngantri nih" Ucapnya dengan nada ketus
"Antri apa ya? Aku cuma mau ketemu sama Pak Yanto" Jawab Vina membela diri.
"Kita semua juga mau ketemu Pak Yanto, makannya kita mengantri"
Ternyata mereka semua adalah barisan yang juga mau daftar lewat Pak Yanto.
"Jadi daftar SMA lewat jalur belakang juga tetap ngantri ya" Gumam Vina dalam hati dan segera ikut mengantri di belakang dengan wajah tersipu malu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun