Salam, banyak orang tidak menyadari apakah dia termasuk jiwa yang sehat atau sakit. Padahal memiliki jiwa yang sehat ini adalah hal penting. Bahkan, hal ini seharusnya menjadi prioritas hidup. Ada berbagai definisi terkait orang yang sehat jiwanya ini. Menurut Menninger (dalam Yusuf, Fitrayasi, dan Nihayati 2015:5) orang yang  sehat jiwanya adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik, tepat, dan bahagia.Â
Sementara menurut  Patrick (Yusuf, et al. 2015:5) mendefinisikan orang yang sehat jiwanya adalah orang yang bebas dari gejala gangguan psikis, serta dapat berfungsi optimal sesuai apa yang ada padanya. Perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa sulit untuk menentukan seseorang memiliki jiwa yang sehat atau sakit. Akhirnya, hal ini membuat orang mengesampingkan kesehatan jiwanya. World Health Organization (WHO) pun telah menjelaskan kriteria orang yang sehat jiwanya:
- Dapat menerima kenyataan pahit
- Bebas dari rasa tegang dan cemas
- Puas terhadap usahanya/perjuangannya
- Merasa lebih puas memberi daripada menerima
- Memiliki kasih sayang yang besar
- Menerima kekecewaan sebagai pelajaran di kemudian hari
- Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
Apakah ada dari kriteria di atas yang sering dirasakan? Jika ya, penting untuk mulai peduli pada kesehatan jiwa. Jika kriteria di atas semakin sering dialami, hal itu akan berdampak pada kesehatan fisik. Memiliki jiwa yang sehat adalah prioritas saya. Saya mengalami sendiri bahwa memiliki jiwa yang sehat adalah hal yang sangat penting. Itu berpengaruh pada proses penyembuhan fisik yang sakit. Saat jiwa kita sakit, fisik kita mudah terserang penyakit. Bahkan, jiwa yang sakit akan mengganggu proses penyembuhan fisik kita.Â
Sayangnya, banyak dari kita terlambat menyadari hal ini, termasuk saya. Jika anda merasa proses penyembuhan penyakit yang anda alami lama, mungkin karena jiwanya juga sakit. Atau bahkan, sakit fisiknya disebabkan oleh jiwa yang kurang sehat. Padahal, jika kita menjaga kesehatan jiwa, kesehatan fisik pun terjaga. Selanjutnya, hal itu akan berdampak pada mudahnya menentukan hal lain seperti pengelolaan keuangan, financial planning, atupun membuat pilihan jenius lainnya.
Lebih jauh, Â untuk memiliki jiwa yang sehat, tidak memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama. Berikut adalah beberapa cara mewujudkannya:
- Mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak Ibadah, membaca Kitab Suci, berdoa, dan berserah diri atas usaha yang telah dilakukan kepada-Nya.
- Menghindari stres. Hal ini bisa dilakukan dengan menghindari hal yang membuat tegang dan cemas. Selain itu, kita juga harus menghindari menekan diri sendiri saat berusaha.
- Perbanyak berbagi kepada orang lain yang membutuhkan. Memberi tidak harus uang, lebih baik memberi bahan pangan pokok dan pakaian yang layak.
- Bahagia dan puas terhadap keadaan sendiri.
- Melakukan hobi yang disenangi. Ini akan mengurangi kejenuhan dan kecemahan terhadap sesuatu.
- Menulis. Penulis pun melakukan ini karena percaya akan berdampak positif pada kesehatan jiwa. baca di sini dan di sini.
Jika kita telah memiliki jiwa yang sehat, kita semakin mudah mendapatkan fisik yang sehat. Di luar hal itu, kita juga harus menjaga makanan dan olahraga. Selanjutnya, saat memiliki jiwa dan fisik yang sehat, kita juga semakin mudah melakukan hal lain, termasuk menentukan pilihan jenius untuk pengelolaan keuangan. Salah satunya memilih Jenius sebagai pilihan untuk mengelola keuangan. Jenius adalah salah satu program Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Untuk mendapatkan info lebih lanjut, hal ini bisa dilihat di www.jenius.com, atau facebook, serta instagram. Jadi, selain memiliki jiwa yang sehat Salam sehat, salam jenius untuk kita semua!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H