Mohon tunggu...
Nurly Oktaviani
Nurly Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam- UMJ

Mahasiswi aktif Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembullyan Berujung pada Kesengsaraan

4 Juli 2023   11:24 Diperbarui: 8 Juli 2023   20:37 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman sekarang ini banyak sekali kasus bullying, berbagai tempat bisa terjadinya pembullyan seperti di. Hal ini disebabkan karena adanya sekelompok orang yang tidak senang terhadap seseorang. Bukan hanya di lingkungan saja, melainkan melalui internet bisa saling membully satu sama lain dengan perkataan yang sangat tidak pantas dan membuat orang tersebut sakit hati. Yang bisa menerima bully tidak hanya orang biasa tetapi dari kalangan atas pun bisa kena bully seperti para artis, influencer yang menerima hujatan tertentu atas apa yang ia lakukan atau di posting di media sosialnya. 

Dalam pengertiannya, bullying merupakan suatu Tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara melukai fisik, bisa secara verbal atau emosional/ psikologis oleh seseorang kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang secara fisik atau mental lemah berulang kali tanpa perlawanan untuk membuat korban menderita. Biasanya factor bullying terjadi karena adanya perbedaan ekonomi, agama, dan gender. 

Seperti pada kasus siswa SMP di Temanggung, Jawa Tengah yang kini viral beberapa hari lalu. Ia dengan nekad bakar sekolahannya sendiri karena merasa sakit hati terhadap perilaku dari teman- teman, hingga pada gurunya itu. Setelah diintrogasi, siswa ini bilang bahwa ia sering dirundung oleh teman- temannya mulai dari mengejek membawa nama orang tua nya hingga kekerasan fisik yang ia terima, dan juga sikap dari seorang guru yang tidak memperdulikan nya. Siswa tersebut hanya ingin dihargai hasil karya nya oleh gurunya, ingin didengar atensinya, namun guru tersebut malah menyepelekannya begitu saja. Akan tetapi, dari pihak sekolah sendiri seperi menyudutkan siswa tersebut, dibilang caper (cari perhatian) dan lainnya. Adapun tempat yang yang dibakar adalah tempat siswa tersebut sering dirundung oleh teman- temannya.

Dari kasus diatas, bisa kita sadari bahwa pentingnya kesehatan mental seseorang. Saat orang itu dibully oleh temannya, tentu akan merasa sakit hati apalagi sampai dikeroyok, bukan mentalnya saja melainkan fisik pun merasakan sakit, tapi ia tidak bisa membalasnya jadilah ia bakar sekolahnya, karena sudah tidak bisa memendam rasa amarahnya kepada teman yang membully nya dan juga kepada guru yang tidak menangapi nya secara serius.

Biasanya si pembully ini akan memakai cara Gaslighting yaitu bentuk manipulasi secara psikologis yang dilakukan untuk mendapatkan kendali penuh atas sesuatu, seseorang atau sekelompok orang dengan mempertanyakan ingatan, persepsi, dan kewarasan mereka. Tindakan semacam ini perlahan tapi pasti, dengan merampas kemampuan korban untuk membuat penilaian akan sesuatu. Dalam kasus tersebut Teknik yang digunakan oleh Gaslighter adalah Teknik Trivalizing, yaitu si pembully ini ahli memanipulasi dan mengumpulkan orang- orang untuk ikut melawan korban. Ia ingin korban dikucilkan dari masyarakat atau pergaulannya. Tanda- tanda si korban menerima bullyan semacam itu kemungkinan akan mengalami dirinya merasa oleh orang tertentu tetapi tidak bisa menjelaskan alasannya dan menjadi takut untuk berbicara / mengemukakan pendapatnya karena adanya Blame- Shifting yang sering diterima oleh Gaslighter dan pengikutnya.

Pembullyan seperti ini memiliki dampak sosialnya, yakni anak menjadi tidak percaya diri lagi, tidak ingin atau membatasi sosialisasi dengan teman- temannya, yang biasanya si anak ini ceria dan terbuka menjadi lebih tertutup dari lingkungan bahkan kepada orang tuanya sendiri, serta tidak bisa mencurahkan isi hatinya kepada orang terdekatnya, misalnya Ketika ia ingin mengatakan bahwa ia diperlakukan tidak baik atau semacamnya orang tua hanya menganggap hal itu sepele dan mengatakan kalua mereka hanya bercanda. Ia juga akan berpikir bahwa tidak ada yang percaya padanya. Anak tersebut semakin memendam perasaan nya itu akan menjadi sebuah dendam yang sangat dalam terhadap teman dan orang sekitar yang membully nya. 

Pesan yang bisa diambil dari kasus seperti ini jangan pernah menganggap hal seperti bully ini remeh atau sepele, karena bisa berdampak besar seperti kasus diatas. Lalu hargailah teman atau orang- orang disekitar kalian dalam hal apapun, jangan pernah merasa rendah diri kepada orang lain.

Ada cara agar tidak terkena bullying yaitu harus mempunyai rasa penuh percaya diri Mungkin untuk membangun mental dan rasa percaya diri ini memang tidak mudah. Namun untuk menghindari bullying maka mental dan rasa percaya diri harus benar-benar dilatih sebagai benteng agar tidak ditindas oleh orang lain, Lalu berani speak up, berani mengatakan atau menolak perbuatan yang tidak pantas, perluaskan jaringan pertemanan dan tidak menunjukkan kelemahan yang kita miliki pada mereka, karena jika kita menunjukkan bahwa kita punya kelemahan maka si pembully akan semakin senang untuk terus- terusan membully.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun