Program Pemberdayaan Masyarakat yang di gaungkan oleh Pemerintah melalui Program Nasional Masyarakat Mandiri (PNPM) Perdesaan, terus menunjukkan hasil dan pertumbuhan yang signifikan. Perkembangan Pola Pikir kaum Perempuan Perdesaan telah bergeser dan lebih maju, semangat kewirausahaan menjadi fenomena baru pada perempuan perdesaan dalam mengatasi kemiskinan yang terjadi di rumah tangganya, beberapa waktu lalu Saya dan beberapa teman melakukan Gathering data untuk melihat secara langsung Potret Kemiskinan yang ada di pedesaan dan meninjau Program Pemberdayaan Perempuan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Â
Informasi yang kami peroleh dari Disperindagkop angka kemiskinan di DIY mencapai 3% diatas angka kemiskinan nasional, atau nomor 24 dari seluruh Propinsi di Indonesia. Penurunan kemiskinan di DIY pada thn 2011 hanya mencapai 0,75% dibanding tahun 2010, dengan penyebaran kemiskinan diperkotaan berkisar 13,16% dan diwilayah pedesaan berkisar 21,82%.
Â
Data yang kami peroleh di Kecamatan Brebah Dana Bantuan Langsung Masyarakat melalui PNPM Mandiri Perdesaan menyalurkan dana bagi Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dengan dana awal sebesar Rp. 700 juta di tahun 2006 kini berkembang menjadi RP. 1,8 Miliar dengan pengembalian tanpa tunggakan. Data yang menakjubkan melihat kemampuan yang terbatas dari kaum perempuan ini. Mereka menjalankan usaha rumahan dengan dana dan pasar yang terbatas. Rata-rata kelompok perempuan wirausaha ini melakukan aktivitasnya di jam-jam santai mereka, mereka memulai usahanya setelah pulang bertani.
Â
Melalui diskusi yang kami lakukan di desa Bedoyo kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul, terlihat antusisame pelaku wirausaha kelompok perempuan, pola pikir mereka yang kritis dalam hal pengembangan usaha sangat terlihat, pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan seputar akses pasar, modal sampai diversifikasi produk sangat detail dan berbobot. Support Pemerintah selain akses modal juga diberikan pelatihan-pelatihan.
Â
Hal yang sama juga terjadi desa sumber asri Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul. Kami juga melakukan diskusi di Desa ini. Desa sumber asri termasuk dalam desa yang memiliki pertumbuhan modal usaha yang baik, tercatat modal usaha yang berasal dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan semula (Januari 2009) sebesar Rp.21 juta, pada akhir (Desember 2012) berkembang menjadi Rp. 35 juta. Rata-rata produk usaha mereka adalah makanan ringan, selain itu juga ada yang memanfaatkan modal usaha dengan berjualan sayur keliling.
Â
Berdasarkan data tersebut Optimisme terhadap Peran Perempuan sebagai pelaku wirausaha kini tidak disangsikan lagi, perempuan dinilai lebih memiliki tanggung jawab terhadap sisi keuangan dan pengelolaannya.