Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk memberikan beragam pemahaman dan pengalaman kepada peserta didik dalam bentuk kesempatan belajar, sehingga peserta didik dapat memahami suatu konsep secara menyeluruh serta dapat meningkatkan sumber dayanya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki olehbpeserta didik adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang literat. Menurut Hasan, kemampuan literasi dasar berperan penting dalam kehidupan seseorang untuk kesuksesan akademiknya. Kemampuan literasi inilah yang harus menjadi senjata utama bagi generasi bangsa Indonesia dan harus diajarkan sejak usia dini. Â Minat baca masyarakat di Indonesia sendiri masih terbilang rendah. Masyarakat Indonesia khususnya peserta didik memahami membaca mempunyai banyak manfaat, tetapi pada praktiknya masih belum benar-benar membiasakan membaca. Berdasarkan data di atas maka perlu adanya penguatan budaya literasi sejak usia dini. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat gerakan membaca yang berafiliasi dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Berdasarkan Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2013, GLS dikembangkan untuk mendorong siswa dalam rangka menumbuhkan budaya membaca dan menulis baik di dalam maupun di luar kelas 6.Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga bisa meningkatkan keterampilan membaca, mengolah informasi yang dibaca sehingga pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik dan memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti. Program ini diadakan demi menumbuhkan minat baca pada siswa dan dapat meningkatkan keterampilan membaca, selain itu agar dapat menguasai pengetahuan secara bertambah baik.Â
Pelaksanaan GLS memiliki tiga tahapan yaitu, tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Dalam penelitian yang dilakukan di SDN gugus Sungai Miai Banjarmasin GLS masih berada pada tahap pembiasaan, sehingga masih membutuhkan bimbingan serta masih terdapat berbagai macam kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya jumlah buku yang dimiliki sekolah serta masih terdapat beberapa siswa yang membaca secara asal-asalan.Â
Mengatasi permasalahan di atas, hal yang dilakukan pada penelitian ini adalah penguatan budaya literasi di SD Negeri Sukamanah. Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini mengambil judul tentang "Penguatan Budaya Literasi untuk meningkatkan Minat Baca pada Pendidikan Anak Sekolah Dasar". Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peran budaya literasi dalam meningkatkan minat baca siswa kelas 3-6.Â
Pada hakikatnya membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indra penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna. Membaca merupakan proses komunikasi. Dalam membaca terdapat aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan atau informasi dalam bentuk tulisan. Semakin sering seseorang membaca maka semakin tertantang seseorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka baca. Kegiatan membaca sebenarnya merupakan bentuk kebudayaan. Oleh karena itu untuk mengubah masyarakat yang enggan membaca menjadi masyarakat baca/reading society diperlukan adanya perubahan budaya13. Terkait dengan pembahasan penelitian ini akan diuraikan berbagai hal terutama yang berhubungan dengan minat baca dan budaya literasi menjadi pokok permasalahan.Â
Peningkatan 'Minat Baca' merupakan peran yang biasanya dipusatkan pada beberapa isu dasar. Isu yang paling penting berkaitan dengan pengaruh minat pada kemampuan membaca. 14Lustyantie (2020) mengatakan bahwa minat merupakan aspek utama yang menentukan cara seseorang menyeleksi dan memproses tipe-tipe informasi yang akan dipilih di antara informasi yang lain. Selain itu, semua jenis minat(baik itu individual maupun situasional) cenderung memudahkan pemahaman dan pengenalan individu pada objek minatnya. jenis modifikasi untuk lingkungan pembelajarannya (materi yang disampaikan dikemas dalam konteks yang lebih bermakna), aktivitas regulasi diri individu. Minat membaca tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh setelah ada interaksi terhadap objek tertentu seperti belajar membaca buku. Hal ini dikemukakan oleh Djamarah (2005) bahwa minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca. Minat baca perlu ditanamkan dan dipupuk pada diri setiap manusia (siswa), baik oleh diri sendiri ataupun oleh orang lain dengan tujuan agar prestasinya terus meningkat pada masa mendatang.Â
Penciptaan strategi khusus untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan
membaca peserta didik khususnya generasi muda yang belum tersentuh oleh lembaga
pendidikan formal. Salah satu implementasi strategi untuk menumbuhkan minat baca
yaitu dengan menciptakan Gerakan Literasi Sekolah yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, membaca merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak
manfaat. Melalui membaca, seseorang diharapkan antara lain sebagai berikut,
 (1)memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat,Â
(2) mencari sumber,
menyimpulkan, menjaring, dan menyerap informasi dari bacaan, danÂ
(3) mampu
mendalami, menghayati, menikmati, dan mengambil manfaat dari bacaan. Menumbuhkan minat baca masyarakat dapat dilakukan dengan menyiapkan bukubuku bacaan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini diperkuat oleh Rahim (2008) bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.Â
Upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan adalah melalui kebiasaan
membaca. Jadi kebiasaan membaca perlu dilakukan sejak dini oleh orang tua, guru, dan masyarakat agar tumbuh minat dan keinginan membaca. Jika kebiasaan membaca sudah tertanam dalam pikiran kita maka secara perlahan akan menjadi sebuah
rutinitas yang akan selalu dilakukan tanpa merasa terbebani. Artinya kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk mendukung penumbuhan minat baca seharusnya sudah dimulai sejak dini, seperti yang diungkapkan oleh Bunanta (2004) bahwa minat membaca harus ditumbuhkan sejak balita, sedangkan keterampilan membaca bisa ditumbuhkan setelah usia tujuh  tahun, dan sebelum serta dapat dikatakan bahwa dalam usaha pembentukan kebiasaan membaca terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu minat, motivasi, dan keterampilan membaca.Â
Penguatan Budaya Literasi Melalui Peningkatan Minat Baca Pada Pendidikan Anak sekolah Dasar," dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak di sekolah dasar memiliki dampak yang sangat positif dalam memperkuat budaya literasi di masyarakat. Melalui metode pembelajaran yang kreatif,peran guru yang berperan sebagai fasilitator, dan kerjasama antara sekolah, keluarga,dan komunitas, kita dapat melihat perkembangan yang signifikan dalam kemampuan membaca dan minat baca anak-anak. Peningkatan minat baca ini bukan hanya menciptakan generasi yang lebih cerdas,tetapi juga generasi yang lebih kritis, kreatif, dan berdaya saing tinggi.