Mengenal Sosok Al-Jabarti, Sang Pelopor Historiografi Islam di Mesir
Riwayat Hidup Al-Jabarti
Al-Jabarti yang memiliki nama lengkap Abdul Rahman Ibn Hasan Al-Jabarti seorang sejarawan dan kronikus Mesir pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Beliau lahir di Kairo,Mesir pada tahun (1754 M-1825 M),salah satu seorang sejarawan yang berhasil hidup di tiga periode pemerintahan politik Mesir : 1) zaman pemerintahan Turki Usmani di Mesir 1798, 2) Zaman pendudukan Perancis berawal 1798-1801, 3) dan Zaman Muhammad Ali Pasha. Al-Jabarti dinisbatkan pada Jabart sebuah wilayah kecil di negeri Habasyah (Ethiopia) yang mana merupakan negeri asal nenek moyangnya. Nenek moyang dan keluarga Al-Jabarti pindah dari daerah Jabart ke Mesir kelihatannya bukan karena kesulitan hidup akan tetapi semata hanya untuk memenuhi aspirasi keagamaan, karena tidak beberapa lama dari kepindahannya sang kakek Syekh Ar-Riwaq ditunjuk sebagai ketua pemukiman di Azhar.
Al-Jabarti berasal dari keluarga yang taat dan aktif dalam dunia ilmu pengetahuan contohnya saja ayahnya yaitu Hasan Al-Jabarti yang merupakan seorang ahli ilmu keagamaan, Astronomi dan Geografi yang mengajar di Al-Azhar sebab inilah keluarga beliau dikenal sebagai ilmuwan Al-Azhar. Adapun beliau mengenyam pendidikan formal pertama di Madrasah As-Samaniyah disamping menuntut ilmu di madrasah ini beliau juga selepas pulang sekolah berguru kepada ulama-ulama yang datang kerumahnya mengenai ilmu keagamaan dengan ayahnya, adapun sesudah lulus madrasah beliau melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar sembari belajar ilmu astronomi, matematika, dan hikmah dari ayahnya. Sebagaimana ayahnya beliau juga menjadi seorang ilmuwan besar di Al-Azhar.
Buah Karya Al-Jabarti
Adapun dalam bidang sejarah Al-Jabarti menulis beberapa buku diantaranya ada Aja’ib al-Atsar fi al-Tarajim wa al-Akhbar : Keanehan-keanehan peninggalan tentang biografi dan kabar berita, dan Madzhab at-Taqdis bi Dzahab Daulah Al-Faransis : Proses pendudukan Perancis atas Mesir, adapun karya yang terkenalnya yaitu Tarikh al-Umam wa al-Muluk yang bercerita tentang Sejarah bangsa dan raja. Al-Jabarti menulis karyanya dalam bentuk kombinasi biografi (terjemahan) dan kronikel (khabar). Yang mana merupakan dua model penulisan yang sudah populer di kalangan sejarawan muslim sejak awal. Namun jika digabungkan dua model penulisan tersebut jelas merupakan sesuatu yang baru. Karena pada masa Usmani corak penulisannya kronikel dan pada masa Dinati Mamluk yang cenderung biografi .
Al-Jabarti mulai tertarik dengan membuat catatan sejarah mendapatkan motivasi dari gurunya yang bernama Al-Murtadha, lalu Al-Murtadha memintanya utuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah dalam hal penulisan kumpulan biografi yang dibarengi dengan sejarawan asal Syiria. Adapun dalam karya Al-Jabarti yang berjudul Tarikh al-Umam wa al-Muluk ada beberapa ciri khas mengenai daya penulisan beliau, yaitu : yang pertama, beliau menggunakan pendekatan kronologis yang mana membaginya secara bab-bab yang didasarkan pada periode waktu tertentu beliau mengikuti urutan peristiwa sejarah dengan cermat mulai dari masa pra-islam hingga pemerintahan Muhammad Ali Pasha. Yang kedua, beliau menggunakan sumber primer berupa dokumen resmi, surat-surat, risalah, dan catatan pribadi beliau mengutip langsung kutipan tersebut untuk mendukung narasinya dan memberikan keaslian karyanya. Yang ketiga, adanya kritikan dan objektivitas beliau mencatat baik keberhasilan maupun kegagalan penguasa dan peristiwa secara seimbang beliau juga mengutarakan kritik terhadap pemerintah yang tidak adil yang merugikan rakyat. Yang keempat, beliau terkenal dengan kemampuannya dalam memberikan penggambarannya secara detail tentang peristiwa sejarah beliau juga menyajikan informasi tenatang latar belakang, karakter, dan deskripsi kehidupan sehari-hari, budaya, an sosial masyarkat pada masa itu.
Al-Jabarti bisa disebut seorang sejarawan yang secara sadar menghidupkan kembali historiografi Arab-Islam di Mesir. Pada masa Kerajaan Ottoman atau Usmani yang berpusat di Turki buku-buku sejarah yang bermutu sudah langka yang berbahasa Arab akan tetapi doinan bahasa Turki. Bahkan sebelum adanya karya Al-Jabarti pada masa itu tidak ada lagi buku yang setara dengan karya sejarah dalam bahasa Arab dari masa sebelumnya.
Sumber
1.Badri Yatim,Historigrafi Islam.(Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997) hlm 217