Uang Panai bagi masyarakat bugis & Makassar sangat tidak asing bagi pemuda pemudi yang ingin menikah.
Uang panai atau bisa disebut sebagai Uang Mahar yang diberikan kepada mempelai wanita oleh mempelai laki-laki dan tergantung banyak tidaknya Uang tersebut tergantung pada status dan stara sosial perempuan (pendidikan,
Sayangnya uang panai sekarang dijadikan sebuah eksistensi atas sebuah kearoganan dan gengsi oleh beberapa orang.
Bentuk eksistensinya seperti menolak lamaran dikarenakan Uang panai yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan keluarga mempelai perempuan walaupun mereka saling menyukai. Al hasil di daerah saya sendiri banyak teman saya yang menjadi korban perjodohan dikarenakan para orang tua yang hanya melihat besarnya uang panai dan mereka menganggap itu sebuah kehormatan dan mengorbankan perasaan anak mereka sendiri. Di daerah saya sendiri uang panai dari hasil perjodohan terkadang lebih tinggi daripada pasangan yang saling menyukai.
Bahkan kadang kala pihak laki-laki itu mati-matian dalam memenuhi persyaratan tersebut. Saya sendiri malahan pernah melihat beberapa orang di daerah saya yang bahkan meminjam uang untuk menambah biaya pernikahannya sendiri.
Argumen saya sendiri sebagai bentuk keresahan yang saya lihat di lingkungan saya sendiri yang mana beberapa teman saya yang mengalaminya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H