Mohon tunggu...
NUR LELY ZUMROTIN SANT
NUR LELY ZUMROTIN SANT Mohon Tunggu... Atlet - Masih sebagai mahasiswa

Saya seorang mahasiswa. Hobi saya berolahraga terutama dalam hal bola basket dan berenang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Media Mading Digital sebagai Pendukung Pembelajaran Peserta Didik

24 Maret 2024   20:59 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di masa sekarang ini, manusia tidak dapat terlepas dari teknologi. Dari berbagai macam kegiatan dan aktivitas yang dilakukan selalu membutuhkan teknologi sebagai kebutuhan dasar setiap orang. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga para ahli hingga orang awam juga menggunakan teknologi didalam lingkup kegiatan sehari-harinya.

Perkembangan teknologi di era digital ini memang telah mentransformasi banyak industri, termasuk pendidikan. Dalam tuntutan dunia pendidikan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan yang paling penting pada proses pembelajaran. Integrasi teknologi dalam pembelajaran telah menyebabkan perubahan yang sangat signifikan dalam cara penyampaiannya dan pengalaman pendidikan oleh guru maupun siswa. Salah satu aspek kunci dari transformasi ini adalah digitalisasi pembelajaran, yang melibatkan integrasi teknologi digital kedalam berbagai aspek pendidikan, seperti pengajaran, pembelajaran, dll. Transformasi digital saat ini telah membuat pendidikan menjadi lebih mudah untuk diakses, dimana hal tersebut memungkinkan siswa untuk belajar dengan bebas mulai itu dari mana, dimana, dan kapan saja.

Teknologi juga telah mengubah agar ruang kelas terlihat indah dan beroperasi. Ruang kelas yang dimaksud yaitu dengan suasana kelas modern yang dilengkapi berbagai alat dan sumber daya digital. Dalam hal itu sumber daya digital yang memfasilitasi siswa debagai wadah suatu pembelajaran agar lebih tertarik. Guru pada zaman sekarang diharapkan dapat mengikuti sesuai dengan zamannya agar tidak gaptel. Oleh karena itu, perlunya guru dalam menunjukkan Kemahiran menggunakan teknologi pendidikan di dalam kelas. Dalam melibatkan pengembangan kompetensi guru dalam menggunakan TIK saat praktik mengajar, guru harus bisa menciptakan strategi pembelajaran yang unik untuk integrasikan teknologi dengan efektif.

 Abad ke-21 ketika dunia menjadi digitalisasi, sektor pendidikan tidak luput dari perubahan revolusioner. Dari berbagai negara di seluruh dunia telah mengeksplorasi teknologi dalam sistem pendidikan untuk membuka jalan bagi pengetahuan serta peningkatan hasil pembelajaran. Banyaknya populisasi dalam dunia pendidikan, Indonesia paling tinggi dengan populasi yang besar dan beragam dalam memanfaatkan teknologi di bidang pendidikan.

Masih ada tantangan atau permasalahan dalam teknologi pembelajaran yang terfokus kepada peserta didik diantaranyanya mading sekolah yang tidak berfungsi dengan baik. Berdasarkan observasi yang saya lakukan SMAN 8 Malang, bahwa mading yang terdapat di sekolah tidak terisi oleh apapun baik itu tulisan atau gambaran. Hanya berisi kehampaan yang gelap tanpa sinaran sedikitpun. Mading-mading yang seperti lainnya selalu terisi dan terkadang hingga penuh teks dan gambaran yang menarik. Penyajian bentuk kata mutiara, kata kiasan yang mengandung pesan yang terkandung didalamnya. Secara garis besar, mading diciptakan untuk kritis terhadap ide yang ditemukan terutama seputar permasalahan proses belajar di sekolah, dijadikan sebagai media hiburan, sarana informasi yang turun dari kepala sekolah sampai ke peserta didik, serta poin yang paling penting yaitu sebagai suatu peningkatan menulis peserta didik.

Banyaknya peserta didik yang acuh terhadap mading sekolah. Mengakibatkan kurangnya keterampilan menulis dan keterampilan membaca siswa. Sehingga nantinya justru membuat lemahnya ide yang ditemukan dan tidak bisa dikemukakan kepada khalayak masyarakat sekolah. Minimnya kreativitas dan tidak munculnya inovasi yang baru pun menjadi akibatnya jika mading tetap kosong.

Misalnya dengan peserta didik yang suka terhadap puisi, cerita pendek dan lainnya, mereka dapat menuangkan segala isi yang mereka sukai kedalam website-website (blog, dll). Guru dan orang lain bahkan orang tua siswa dapat melihat hasil karya anak-anaknya dari website tersebut. Sehingga memberi dampak yang positif terhadap pendidikan diantaranya menghemat tenaga dan meningkatkan kreativitas tiap peserta didik. Karena sesungguhnya pemikiran tiap peserta didik berbeda.

Memang saat ini mungkin peserta didik lebih bergantung kepada gadget dengan media-media yang ada didalamnya. Dari itu, bisa ditemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, misalnya dengan adanya website-website seperti blog, kompasiana, serta media sosial lainnya yang dirasa nantinya akan banyak orang yang membaca dan mengetahui. Dengan begitu, peserta didik dapat menyalurkan ide yang didapatkannya baik berupa tulisan (teks) ataupun gambaran. Menuangkan segala pikiran yang sudah didapatkan melalui beberapa website yang ada. Lalu disebarkan kepada orang lain agar orang lain dapat membaca karyanya. Blog dan website lainnya bersifat bebas, sehingga siswa tidak ada alasan untuk tidak menulis apapun. Karena dari hal yang dilakukan ini, dapat melatih menulis dengan indah dan menarik audien serta meningkatkan karya penulisan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun