Abrasi merupakan salah satu fenomena alam yang sangat berdampak pada wilayah pesisir pantai. Proses pengikisan ini disebabkan oleh aktivitas alam, seperti gelombang air laut, arus, hingga angin .Proses pengikisan oleh gelombang air laut ketika ombak membawa material-material yang berada pada air laut seperti pasir atau kerikil yang semakin lama akan menyebabkan hilangnya daratan secara bertahap bahkan dapat mengakibatkan  perubahan garis pantai. Pantai Binuangeun yang berada di Daerah Kabupaten Lebak, Banten beresiko rentan mengalami abrasi akibat gelombang air laut dan perubahan garis pantai menyebabkan hilangnya area daratan secara bertahap, selain itu Perubahan Garis Pantai akibat abrasi ini berpotensi merusak sarana prasarana di lingkungan masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai nelayan. Matematika berperan penting dalam memahami dan mengelola dinamika pesisir pantai. Pemerintah setempat melakukan proses minimalisir abrasi pantai yang berkaitan dengan matematika diantaranya:
1. Analisis Gelombang Laut
Dengan menggunakan penalaran matematis, Pemerintah setempat melakukan prediksi gelombang laut, kecepatan arus, dan tinggi gelombang yang menyebabkan abrasi, setelah diprediksi Pemerintah setempat mulai membangun seawall (Dinding penahan air) disepanjang Pantai Binuangeun yang diprediksi mengalami abrasi dan dapat mengakibatkan Perubahan Garis Pantai.
2. Penanaman Tanaman Mangrove
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Tanaman Mangrove sangat efektif dalam menghadang abrasi dipantai. Dengan menggunakan penalaran matematis, Pemerintah dan Masyarakat setempat melakukan Penanaman Tanaman Mangrove dipesisir Pantai dengan memprediksi dan menganalisis jumlah tanaman mangrove yang akan ditanam dengan memperkirakan luas Pantai.
3. Perhitungan Biaya
Matematika dalam menganalisis biaya membantu Pemerintah dan Masyarakat setempat dalam merencanakan pencegahan abrasi dengan mempertimbangkan faktor biaya dan resiko dari setiap kegiatan yang dilakukan.