Menjadi generasi positif
Apa yang kamu lakukan, saat seharian pacar kamu tidak memberi kabar sama sekali? Marah, ngambek, nangis, atau malah senang?
Entah sadar atau tidak, kalian melakukan reaksi berbeda-beda terhadap permasalahan yang contohnya seperti di atas. Kita dikaruniai perasaan dan otak yang sungguh luarbiasa kerennya, setiap orang pastinya memiliki pemikiran dan perasaan masing-masing dan jelas berbeda. Kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai psikologi positif, teringat pada acara Stadium Generale yang di adakan UIN Malang, yang di isi oleh dosen dari Universitas Airlangga Surabaya, yang merupakan tokoh psikologi klinis dari Universitas Airlangga Surabaya.
Ibu tersebut, banyak sekali menceritakan pengalaman beliau seputar psikologi positif, beliau mengatakan jadilah pribadi yang positif, banyak senyum dan tertawa. Tanamkan di otak kalian, rubah pemikiran kalian menjadi pemikiran yang positif. Karena kunci psikologi positif yakni merubah kognitif kita menjadi positif. Tertawalah dan tersenyumlah sebanyak yang kita bisa.
Ada studi yang mengatakan bahwa setiap tahun angka depresi naik, di karenakan alasan yang beragam. Peran psikolog maupun orang terdekat sangatlah diperlukan.bagaimana kita menenangkan, memberikan bantuan, memberikan kenyamanan kepada orang yang sedang bersedih. Sehingga ketika orang yang memiliki masalah merasa tidak sendirian dan mendorong semangat.
So, perbanyaklah berfikir hal-hal yang positif, perbanyaklah tesenyum, dan sesekali tertawalah. Karena berfikir positif hidup kita akan mudah, tersenyumlah, karena senyum itu mudah dan berpahala, tertawalah karena tertawa membuat kita awet muda. J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H