Mohon tunggu...
Nur Layly qubaylal fitri
Nur Layly qubaylal fitri Mohon Tunggu... -

Nur layly qubaylal fitri (1240001) Lamongan, 01 maret 1995 Psikologi'12 UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Normalkah Diri Anda?

12 Maret 2014   04:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seberapa Normalkah Diri Anda?

Normal, kata-kata yang sering kita dengarkan dan kadang pula juga kita ucapkan, tetapi apakah anda tau sebenarnya normal itu seperti apa? Dan standar orang yang bisa di sebut atau di label normal itu seperti apa? Atau bahkan di antara anda ada yang merasa tidak normal? Nah,, untuk mengetahui jawaban di atas, kali ini akan memaparkan seputar “Normalitas dalam Psikologi”.

Normalitas, ada karena ada dua pendekatan yang mempengaruhi, pertama kriteria yang di dasarkan pada normal numerik berdasarkan olah statistik (Kuantitatif), maksudnya disini normalitas biasanya dilihat berdasarkan pada ukuran re data. Misalnya saja pernahkan anda melakukan tes intelegensi? Seberapakan scor IQ yang anda peroleh? pada tes intelegensi IQ, interpretasinya berdasarkan data angka dan terdapat kategorisasinya. Kategori diatas rata-rata itu sudah merupakan kategori abnormal, sedang di bawah (sub) normal dan diatas (above average superior) termasuk normal, dan di bawah rata-rata masuk ke abnormal, jadi termasuk dalam kategori apakan anda?silahkan di cek

Kedua, bersifat kualitatif, yakni standar budaya yang di jadikan sebagai ukuran terhadap normalitas kesehatan dengan cultural relativity, contohnya seperti kemampuan dalam menyesuaikan diri, kalau terdapat kesulitan atau kegagalan bisa saja anda di anggap abnormal.

Kreaplin mengusulkan dua model dalam kenormalan dan keabnormalan, yakni:

·Normal ≠ sehat

·Abnormal / tidak sehat, ini tidak sesuai dengan kategori umum

·Patologis sakit, memusatkan pada sudut pandang medis.

Selanjutnya, adapun normalitas sebagai berikut:

·Tergantung> Pengaturan diri

·Kesenangan> Realitas/ pengendalian diri

·Tidak tahu> Tahu

·Tidak mampu> mampu

·Seksualitas kabur> Heteroseksualitas

·Amoral> moral

·Diri sendiri> Orang lain

Nah, dalam kenormalan, tentu ada keabnormalan, bagaimanakah perilaku abnormal itu? Perilaku abnormal (abnormal behavior), digunakan untuk menggambarkan tampilan kepribadian dalam (inner personality) atau perilaku luar (outer behavior) atau bisa keduanya.

Dalam pandangan akademis atau dalam fora ilmiah, apa yang disebut dengan keabnormalan sangatlah bervariasi. Pada dasarnya gangguan kejiwaan meliputi tiga pengertian utama, yaitu:

a.Menyimpang dari standar kultural atau sosial.

Ullman dan Krasner, seperti dikemukakan Coleman dkk, 1994, yang bertitik tolak dari pengertian abnormal sebagai cap yang diterapkan pada perilaku yang menyimpang dari harapan-harapan sosial. Tidak ada tingkah laku abnormal selama masyarakat menerima, dapat diartikan tidak ada masyarakat yang sakit. Relativitas budaya (cultural relativity), menolak adanya penilaian dan pemikiran membandingkan satu budaya dengan budaya yang lain, karena di dalamnya terdapat masalah nilai atau value.

b.Ketidak mampuan menyesuaikan diri.

Pandangan ini menyatakan bahwa perilaku abnormal adalah perilaku yang maladaptif (yaitu perilaku abnormal yang bersifat konseptual, yang meliputi setiap perilaku yang memiliki konsekuensi yang tidak diharapkan). Penyesuaian diri merupakan tuntutan dari lingkungan yang terus menerus terhadap individu, baik lingkungan dalam diri yang bersangkutan seperti kebutuhan kejiwaan, kondisi kejiwzan lainya dalam diri individu, maupun lingkungan luarnya misalnya tuntutan tugas maupun keadaan alam.

c.Menyimpang secara statistik, violasi, atau norma sosial

Norma-norma numerik, yaqng didasarkan pada prosedur statistik, dapat dijadikan landasan bagi pengelompokan perilaku: ada yang paling sering terjadi, rata-rata terjadi, dan sekali-sekali terjadi. Maka yang rata-rata itu mennjukkan orang-orang tergolong normal, sedangkan yang sangat sering atau sangat jarang, termasuk ekstrem abnormal. Nah, yang paling mudah dipahami dalam kriteria ini adalah menyangkut fungsi mental yang dsebut kecerdaan, yang termasuk dalam wilayah kognitif.

Dalam pengertian di masyarakat sering sekali terjadi kesalahan diantaranya yakni: keyakinan bahwa perilaku norml selalu kacau yang berarti komitmen tidak kuat, perbedaan yang mencolok terkait dengan “normal dan “abnormal”, keyakinan bahwa gen (keturunan) menentukan abnormalitas, pandangan terkait kriteria diatas normal.

Lalu pernahkah anda tahu atau pernah megetahui hal berikut ini : “ seorang anak kecil mengambil kue tanpa minta izin, atau bertanya siapa pemiliknya, dapat dianggap wajar saja, normal; tetapi kalau orang dewasa melakukan hal tersebut dapat dianggap sebagai tidak wajar”. Perkemkembangan menyatakan bahwa gangguan kejiwaan ditandai dengan perilaku maladaptif, yakni proses perkembangan yang kurang lancar sehingga belum melahirkan kepribadian yang matang, sesuai dengan taraf usianya. Karena itu abnormalitas bersinonim dengan maladaptif, sehingga suatu bentuk penyesuaian diri dapat dianggap normal untuk usia tertentu dan tidak normal untuk usia lainnya.

Nah bagaimana? Sudah dapat menarik kesimpulan untuk diri sendiri bukan.. Akhir kata sekian untuk minggu ini teman, kita sambung minggu depan yaa,, kalau ada kritik dan saran silahkan saja, untuk kebaikan penulis dan kenyamanan pembaca. Terimakasih wassalam J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun