Ketika waktu yang tercatat mendekat, bukan lagi saat yang tepat untuk membahas hal kecil yang akan merusak romansa. Biarlah praduga tak bermuara dilenyapkan saja. Sebab, tak ada gunanya memperkeruh kenyamanan yang telah meraja. Tak mungkin lagi memutar balik nuansa, karena ia akan terasa percuma.
Selain remeh-temeh sedemikian rupa, ada banyak hal yang harus diperkuat. Ia adalah sebentuk persiapan. Ada banyak persiapan yang harus menjadi bahan pertimbangan; persiapan spiritual, mental, fisik, dan material.
Persiapan spiritual, pentingkah?
Persiapan spiritual menjadi fondasi penting untuk membentuk sebuah keluarga yang sakinah. Tanpa pengetahuan religius yang kuat, tujuan ikatan resmi akan melaju tanpa arah. Bisa saja ia akan keluar dari koridor sunnah. Jika demikian, laknat Tuhan pasti akan merapat. Selain itu, rida-Nya akan enggan mendekat.
Mengerikan, bukan?
Maka dari itu, panduan utama tak boleh diabaikan begitu saja. Ia harus dipahami sepenuhnya. Agar restu Sang Maha Kuasa turut serta mengiring bahagia kita, tidak hanya di dunia, tetapi hingga nanti ke jannah.
Lalu ... persiapan mental, pentingkah?
Kondisi mental atau psikologis menjadi hal penting dalam membina suatu ikatan utuh. Sebab, kesiapan dalam menyatukan tiap-tiap isi kepala dengan orang-orang baru tidaklah mudah. Butuh mental baja agar selalu kuat menghadapi problematika yang ada; perihal beda visi, misi, dan sebagainya.
Begitu banyak perkara yang butuh kompromi. di kemudian hari. Sehingga, kewarasan diri harus dijaga sepenuh hati, agar dalam bersikap bisa lebih teliti, tanpa emosi yang tak terkendali.
Selain itu, persiapan fisik, pentingkah?