Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Satu Mililiter per Hari demi sang Buah Hati

18 Agustus 2023   06:53 Diperbarui: 18 Agustus 2023   06:58 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gdakaska by pixabay

Aku sungguh bukan pribadi yang diam saja ketika ada yang tidak beres dengan pasokan ASI yang kupunya. Beragam cara kuupayakan sedemikian rupa. Namun, tidak semua orang seberuntung itu. Aku salah satunya.

"Anak muda sekarang memang gitu, nggak mau menyusui. Takut payudaranya kendor kali."

Rasanya otakku mendidih ketika mendengarkan kata-kata itu. Bukannya memberi dukungan, orang-orang yang enggan kusebut namanya itu dengan tega menjatuhkan.

Kata orang---yang entah aku lupa siapa, memang benar, bahwa perundungan pada wanita yang paling utama itu dilakukan oleh kaumnya sendiri. 

Padahal, bagi seorang ibu seperti itu, yang air susunya seret, pikirannya harus selalu positif. Ia membutuhkan dukungan penuh dari orang-orang terdekat, bukan malah menjadi bahan pergunjingan.

Aku meyakini bahwa sebelum mengalami sendiri betapa susah payahnya mengusahakan ASI dengan kondisi mental yang amburadul, pasti akan berspekulasi macam-macam. Itu hal yang wajar. Maka dari itu, aku kerap berucap bahwa tidak semua orang memiliki keberuntungan itu, yang dengan gampang memproduksi ASI. Ada aneka faktor yang turut mewarnai. Sehingga, bagiku, selalu mendukung para ibu menyusui dengan cara tidak melontarkan kalimat negatif itu sangat perlu.

Sungguh, mengemban tugas baru sebagai seorang ibu saja sudah berat. Jika ditambah dengan beban mental yang menggunung, kestabilan jiwanya akan makin terkungkung. 

Setelah melalui pergulatan hati yang panjang, suamiku mengarahkan untuk menambah ASI booster. Untuk memancing agar produksi ASI meningkat. Aku pun mengiakan. Aku pasrah. Upaya apapun akan kulakukan.

Guna memenuhi kebutuhan gizi yang baik bagi sang ibu menyusui, setiap hari aku memakan sayuran hijau, seperti daun katuk, bayam, dan lembayung---yang katanya baik untuk peningkatan kecukupan ASI.

Selain itu, aku meminum kapsul dari ekstrak daun katuk, yang katanya mampu memperlancar ASI dengan baik. Hasilnya tetap nihil. Meskipun, beberapa tablet sudah kulahap dengan sempurna. 

Tak kehabisan akal, suamiku juga mengupayakan dengan alternatif lainnya. Cara tradisional pun dilakukan, mengikuti saran para tetua. Seduhan biji adas yang dicampur dengan aneka macam ramuan kuminum setiap pagi. Akan tetapi, tak ada yang berubah. Kuantitas ASI selalu segitu saja, tak jua bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun