Pada zaman dahulu terdapat peningalan leluhur di suatu wilayah yang disebut dengan istilah Pepunden. Tempatnya di Dusun Tegalrejo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Disitu terdapat sebuah pepunden yang dikenal dengan sebutan Siklopo.
" Pada masa penjajahan, terjadi peperangan antara bangsa belanda dan kerajaan mataram. Setiap terjadi perang, pasukan kerajaan diberi tugas secara rahasia, artinya tidak menyebutkan nama dan pangkat supaya tidak dapat dikalahkan dengan mudah oleh bangsa Belanda. Pada abad ke- XVI kerajaan mataram terpecah menjadi dua belah pihak, pihak yang pertama ingin membuang tumenggung ke semarang dan pihak yang kedua ingin merebut sang tumenggung untuk diamankan jangan sampai diasingkan". Kata Sutijan (Ketua Rw) di Rumahnya. Ungaran Barat, Senin (14/2/2022).
"Dalam perjalanan ke semarang, tumenggung bersama beberapa prajurit bertemu dengan prajurit yang ingin mengamankan tumenggung ke kerajaan mataram, tepatnya di lereng ungaran. Sehingga terjadi pertempuran antara kedua belah pihak yang mengakibatkan terpenggalnya kepala sang tumenggung dan terpisah dari tubuhnya, dalam istilah jawa disebut Gembung, dan Kepala Tumenggung dibawa ke mataram. Ketika proses pemakaman Kepala tumenggung diganti dengan kelapa, inilah asal muasal tercetusnya Makam Moslim Siklopo" . Ujar Slamet Riyadi (Kadus Tegalrejo) dirumahnya. Ungaran Barat, Selasa (15/02/2022).