- Meminta Anak merenungkan kesalahan jauh lebih baik ketimbang meneriaki mereka
Ini adalah cara yang paling tepat jika Anda merasa perlu waktu untuk menenangkan diri. Sebelum kita kalap hingga kata-kata atau tindakan yang tak diinginkan terjadi, minta anak masuk kamar untuk merefleksikan kesalahan. Begitu Anda tenang, Anda bisa menghampiri kamarnya dan menjelaskan alasan mengapa ia salah dan bagaimana perasaan Anda.
- Balita tidak pernah salah
Akan datang masa ketika kita kesal menghadapi si buah hati, dia merengek, menangis, susah disuapi atau mengisengi saudara/i nya. Memang menghadapi anak yang sedang tantrum bikin kepala pusing, tapi satu hal yang harus Anda ingat, anak kecil kita tidak pernah bermaksud buruk. Pasti ada hal yang memicunya susah diatur, bisa karena ia ingin diperhatikan atau ada hal yang Anda tidak ketahui telah mengganggu, dan ini tugas Anda untuk mencari tahu penyebab dan segera menyelesaikannya. Jika anak berbuat salah, maka jelaskan dengan baik mengapa yang dilakukannya salah dan jangan lupa untuk memuji mereka ketika mereka berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
- Remaja dalam masa pencarian jati diri
“Enggak, jangan dateng, malu!” atau “Kenapa sih ini diberesin?” ini adalah kata-kata yang sering saya dengar dari mulut adik saya yang kala itu masih SMP. Jika sudah begini biasanya ibu saya cuma bisa urut dada. Masa remaja memang masa yang paling menyusahkan bagi orang tua. Sedikit-sedikit ngambek, sedikit-sedikit protes, tapi hal ini adalah hal yang wajar karena masa remaja memang masa ketika anak mencari kepribadiannya. Tugas orangtua di masa seperti ini adalah mendampingi dan memastikan anak tidak memilih kepribadian yang salah. Forum diskusi bisa jadi salah satu pilihan, tapi ingat! Diskusi harus berjalan dua arah. Biarkan si anak menceritakan dan meluapkan keluhannya setelah itu baru kita menanggapi dan mengungkapkan harapan ktia sebagai orangtua. Mendidik anak dengan mengajaknya diskusi bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada anak, selain itu dengan mendengarkan opini anak, kita bisa lebih tepat menentukan tindakan untuk kebaikan sang anak.
- Membuat anak merasa dicintai adalah inti tugas sebagai orangtua
Apa yang kita pikirkan ketika memutuskan untuk punya anak? Apa saat itu kita benar-benar sudah siap? Menjadi orangtua bukan sekedar membesarkan dan memberi pendidikan. Memberi makan dan sekolah memang kewajiban, tapi tugas mulia yang diemban orangtua sesungguhnya adalah untuk memastikan anak yang dibesarkannya merasa dicintai. Anak adalah titipan Tuhan. Titipan Tuhan hanya datang pada orang yang meminta atau orang yang sudah siap untuk menerimanya. Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan titipan buah hati, maka sudah menjadi amanah kita untuk mencintai dan menyampaikan rasa cinta itu lewat tutur dan tindakan.
Orangtua adalah sosok panutan dan tokoh utama yang menentukan bagaimana nasib anak selanjutnya, oleh karena itu jangan sampai tindakan yang kita pilih justru menimbulkan efek buruk bagi mereka. Yuk jadi orangtua keren! [ELA]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H