Mohon tunggu...
Ella Yusuf
Ella Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Tukang Kebun

I love reading as much as I love my cats

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melihat Peternakan Nyamuk di Loka Litbang P2B2 Ciamis

18 Desember 2014   21:47 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_360236" align="aligncenter" width="476" caption="Bisa bayangkan bagaimana nyamuk dengan ukuran sekecil itu dibedah? (ELA)"][/caption]

Kalau ke Pangandaran, destinasi apa saja yang kamu kunjungi? Pantai? Coral reef garden? Wah, kalau itu sih sudah biasa. Tahukah kamu kalau Pangandaran punya Pusat Penelitian Nyamuk?

Sekitar tahun 1999,  kasus penyakit berbasis vektor (penularan lewat hewan) khususnya malaria di Pangandaran meningkat pesat. Ratusan penduduk meninggal di pangandaran akibat Malaria tiap tahunnya.

Akhirnya, karena banyaknya kasus yang terjadi dan 26 Provinsi di Jawa Barat ditetapkan sebagai provinsi dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia, Depkes RI dan SLPV (Satuan Lapangan pemberantasan Vektor) yang telah melakukan penelitian sejak tahun 1999 tergerak mendirikan stasiun lapangan yang bisa dijadikan pusat pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria di daerah Pangandaran,  Jabar. Maka pada tahun 2003 dibentuklah Loka Litbang P2B2 Ciamis khusus untuk vektor nyamuk.

[caption id="attachment_360243" align="aligncenter" width="435" caption="Beberapa dari jenis tanaman antinyamuk di kebun Tompen. Lavender dan Zodia menjadi tanaman yang paling mudah ditemukan untuk mengusir nyamuk di rumah. (ELA)"]

1418888672360221798
1418888672360221798
[/caption]

Loka Litbang P2B2 Ciamis adalah lembaga Aselon empat yang berada di bawah naugan Depkes RI, bertugas untuk meneliti dan mengembangkan teknologi intervensi penyakit khusus nyamuk. Kalau kamu selama ini mengira-ngira siapa yang meneliti nyamuk, menemukan teknologi dan cara untuk menghentikannya, maka para peneliti asal Loka Litbang inilah yang melakukannya.

[caption id="attachment_360244" align="aligncenter" width="476" caption="Kamu bisa mengamati anatomi nyamuk dengan alat ini. Semua sampel nyamuk dari 4 genus utama sudah disediakan oleh museum nyamuk. (ELA)"]

14188887472015650279
14188887472015650279
[/caption]

Selain mengembangkan teknologi intervensi penyakit berbasis vektor, Loka Litbang P2B2 Ciamis juga bertugas melakukan intensifikasi Malaria di 6 Provinsi. Dan sekarang, bukan hanya meneliti nyamuk Anopheles yang membawa virus Malaria, Loka Litbang ini juga telah meneliti Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD, Cikugunya, dan nyamuk Cullex yang menjadi penyebab penyakit kaki gajah dan radang otak. Bahkan para peneliti juga mengembangbiakan mereka! Sejak beberapa tahun terakhir, karena Pangandaran telah bersih dari Malaria maka sejak 2007 para peneliti mengalihkan fokus penelitian mereka menjadi pada nyamuk  Aedes Aegypti karena penularan nyamuk ini berkembang pesat di Jawa Barat, khususnya kota Bandung.

[caption id="attachment_360233" align="aligncenter" width="457" caption="Loka Litbang P2B2 Ciamis (ELA)"]

14188880092029102
14188880092029102
[/caption]

Semua sarana yang disediakan Loka Litbang, didesain agar tak hanya menjadi sumber referensi praktisi medis dan ilmuwan tapi juga bisa menjadi pusat pengetahuan umum bagi masyarakat.

Oleh karena itu, Loka Litbang memiliki museum nyamuk dan theater nyamuk bagi masyarakat umum, "Latar belakang membuat museum ini sebenarnya karena setiap kami ke lapangan ke berbagai daerah, kami selalu mengumpulkan specimen. Bahan-bahan yang terkumpul kami simpan di laboratorium. Karena banyak orang yang ingin belajar, akhirnya kami buka museum, karena kembali lagi, penelitian yang kami lakukan diperuntukan bagi masyarakat, jadi hasil penelitian yang kami lakukan kami kemas lewat film, buku, museum agar bisa diketahui masyarakat,"  jelas Lukman Hakim, Kepala Lokalitbang P2B2 Ciamis tentang alasan dibuatnya museum dan theater di pusat penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun