Mohon tunggu...
Ella Yusuf
Ella Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - ❤️

The one engaged in remembering God is truly alive. By contrast, the one who disregards his Lord is like a corpse. (B/M)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Destroying West

4 April 2023   06:59 Diperbarui: 4 April 2023   08:59 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridley Jones Ep. 5 bersama Fred si sapi Non-binnary (cdn.radiofrance.fr)

I am baffled.

Saya baru aja baca artikel tentang penarikan film serie animasi Ridley Jones dari Netflix. Penarikkannya sih sudah minggu lalu, tapi alasan penarikannya itu yang bikin rada jengkel. they think it's a backlash. Pasalnya, di episode 5 Ridley Jones, mereka menampilkan karater non-binary -karakter sapi bernama Fred- yang memperkenalkan dirinya sebagai non binary dan minta di-identify sebagai they/them. After this episode aired? seri animasi Ridley Jones menuai protes keras, terutama dari kalangan orangtua.

Tahu kan Non-binary? Itu loh, kaum yang menolak untuk "mengkotakkan" diri mereka dalam kategori gender lakik atau perempuan.  Mereka yang bikin saya dan semua orang yang berusaha belajar bahasa Inggris jadi pusing tujuh keliling, lantaran tren neopronouns yang mereka buat.

I mean, the audacity to think that pre-schooler needs this kind of nuts education... for me, is ridiculous. Ridley Jones itu animasi yang range umurnya dimulai dari Pre-school loh. Dan "silap" materi edukasi gini udah sering banget kejadian. Dimulai dari masuknya buku sex ed sesama jenis untuk elementary school, ngundang drag queen di hari pengenalan profesi, dan banyak lagi. Kalau menurutku, di ranah film anak, Dr. Mcstuffin di Disney Channel sama Ridley Jones di Netflix ini udah sangat mengerikan sih. Pasalnya, anak-anak kita yang di Indonesia juga bisa nonton.

salah satu dari banyak sekolah yang Undang Drag Queen untuk ngajar Sex ed. (joynews.co.za)
salah satu dari banyak sekolah yang Undang Drag Queen untuk ngajar Sex ed. (joynews.co.za)

Ini lucunya "WOKE" culture di barat sana. Mereka campaign sana-sini mengatasnamakan hak asasi manusia, individual freedom, kebebasan berekspresi dan sebagainya tapi mereka nggak practice apa yang mereka preach. They trampled others' freedom so they can have theirs. Contoh nyata dari hal ini adalah masuknya edukasi kaum pelangi untuk anak-anak.

Sebagai manusia, -yang saya gak tau kapan Tuhan kasih hidayah dan cabut hidayah dari semua orang, saya nggak mau urusin preferensi orang lain terkait pasangannya. Tapi sebagai orangtua, saya punya hak penuh terkait penanaman value pada anak saya. Kayaknya gak adil untuk anak juga kalau mereka diperkenalkan sama hal yang harusnya dia kenal ketika diri mereka udah bisa mutuskan mana salah mana benar.

By the way, terus ya, kemarin tuh muncul lagi istilah baru dari kaum pelangi, nama istilahnya "CIS-woman". "Cis woman" itu kependekan dari "cisgender woman." It defines a non-transgender woman. I don't understand why they keep messing with grammar and making these confusing things. But one thing I know from this made-up definition is... they want to do is an appropriate woman. They want to appropriate womanhood and turn it into some kind of costume that can be worn.

They can have whatever self-perception they want, but they can't expect others and the community that have different moral values to participate in their charade. Period.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun