Dengan menggunakan analisis regional, lingkungan, dan spasial, geografi terpadu menyelidiki konsep geografi tradisional seperti ekonomi spasial dan ekonomi spasial dengan komponen spasial. Pembahasan fenomena geosfer dengan saling ketergantungan dan/atau interlasi menjadi tema yang memusatkan kajian geografi. Dalam konteks ruang, ontologi geografi membahas fenomena geosfer terutama dari perspektif lingkungan dan teritorial, dengan ilmu tambahan berfungsi sebagai pelengkap subjek inti.Â
Penggunaan teknik campuran dengan modifikasi berurutan dan simultan secara kualitatif dan kuantitatif merupakan kemajuan lain dalam epistemologi geografi (Masrizal, 2021). Kemajuan teknologi komputer dan internet lainnya yang semakin pesat menjadi ancaman bagi keberadaan geografi di era globalisasi yang sedang berlangsung. Perlu untuk menetapkan pendekatan penelitian mixed-method, kualitatif, dan kuantitatif serta analisis data fenomena geosfera menggunakan komputer dan internet sebagai peningkatan peralatan. Data tentang dukungan komputer dan internet dapat dikumpulkan melalui berbagai situs web, termasuk formulir yang ditautkan ke platform digital seperti Edmodo, Zoho, dan Google. Inovasi geografis saat ini terutama difokuskan pada menemukan solusi untuk masalah manusia. Ini adalah bagian strategis dari aksiologi untuk kepentingan masyarakat seperti Indonesia. Komunitas telah memanfaatkan aspek kegunaan dalam kesulitan, terutama yang memiliki seluk-beluk teknologi seperti geospasial, seperti Google Maps, yang juga terhubung ke berbagai perangkat dan aplikasi lain untuk memudahkan orang dalam menggunakan (Wolf et al., 2021).Â
Prosedur penelitian geografi berbasis internet perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah yang telah berkembang di bidang epistemologi (Wolf et al., 2021). Aksiologi adalah subjek yang berkembang pesat, dan partisipasi aktif diperlukan untuk sepenuhnya menyadari manfaat geografi dengan seluk-beluk teknologi geospasial seperti Google Earth dan Maps (Bartelletti et al., 2017; Wekke et al., 2019). Setiap kemajuan ilmu pengetahuan akan datang dengan hambatan yang perlu diatasi.Â
Karena kesulitan ini, sains terus ada sepanjang sejarah sebagai semacam pertahanan diri. Berikut ini akan memberikan penjelasan tentang kesulitan yang harus diatasi oleh ilmu, terutama ketika mempelajari filsafat geografi dan menyebutkan kesulitan yang ada sekarang dalam kemajuan penelitian:
Tantangan Ontologi Geografi
Pertanyaan tentang apa yang merupakan esensi pengetahuan---yaitu, kebenaran dan realitas yang melekat dalam pengetahuan---termasuk dalam ontologi dan tidak dapat dipisahkan dari perspektif apa dan bagaimana segala sesuatunya. Pada seminar dan lokakarya Perhimpunan Geografi Indonesia (IGI) 2019 di Semarang, para ilmuwan geografi mencapai konsensus tentang ontologi geografi di Indonesia. Bagian ontologi membahas masalah filsafat geografi dalam kemajuan teknologi. Inovasi teknologi telah memunculkan lingkungan baru yang disebut dunia maya. Revolusi industri 3.0 mengacu pada kemajuan teknologi yang dibuat sebelum dunia maya, termasuk teknologi berbasis mesin dan penciptaan komputer menggunakan bahasa pemrograman yang independen dari internet (Harahap, 2019). Sistem informasi geografis, penginderaan jauh, dan pengembangan pendekatan kuantitatif semuanya telah berkontribusi pada kemajuan komputer berbasis desktop dalam geografi desktop (Cracknell, 2019; Anak baik, 2018; Wolf dkk., 2021).Â
Salah satu area yang telah diperiksa untuk inklusi adalah dunia maya. Area hutan belantara yang sebenarnya masih diperhitungkan, terutama ketika menginstruksikan tentang perlindungan lingkungan. Analisis VosViewer tentang dunia maya Ramadhan (2021) mengungkapkan bahwa, dari 2500 dokumen geografi politik yang diterbitkan antara tahun 2012 dan 2021, tidak ada yang membahas dunia maya. Ramadhan (2021) meneliti hubungan antara geografi politik dan dunia maya dalam tiga makalah dan sampai pada kesimpulan bahwa keberadaan dunia maya dapat mempengaruhi persaingan nasional dan perbatasan negara. Fokus pada teknologi dapat memberikan tekanan pada kebijakan negara lain, oleh karena itu penting untuk mengendalikan kemungkinan perang siber untuk mencegah efek nyata pada geopolitik negara.
Tantangan epistemologi GeografiÂ
Subbidang filsafat yang dikenal sebagai epistemologi mempelajari permulaan, proses, dan penerapan sains (Kattsoff, 1987: 76). Penggunaan pendekatan baru yang dinamis dan metode campuran dan kuantitatif adalah masalah epistemologis geografi. Bidang studi geografi manusia maju melalui penggunaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, yang keduanya dibantu oleh statistik (Taher, 2017). Teknik yang memanfaatkan alat berbasis web dan aplikasi teknologi untuk analisis data adalah item yang harus diperhitungkan untuk internalisasi dalam geografi.
Aksiologi geologiÂ
Ilmu aksiologi meneliti sifat nilai, yang biasanya dianggap dari perspektif filosofis. Studi pendekatan tentang fenomena geosfer akan memaksimalkan manfaat bagi wilayah dan ekosistem dalam konteks spasial. Rekomendasi dari hasil penelitian dengan pendekatan geografi berbasis spasial bersifat komprehensif dan memiliki nilai yang bermanfaat (Aksa et al., 2019).Â