Mohon tunggu...
Nur lailasafitri
Nur lailasafitri Mohon Tunggu... Lainnya - Untuk meningkatkan kualitas diri

Untuk meningkatkan kualitas diri

Selanjutnya

Tutup

Money

Faktor Produksi Ekonomi

17 Maret 2019   14:00 Diperbarui: 17 Maret 2019   14:13 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
brandingjobs.blogspot.com

Produksi secara terminologi adalah islahul maal (memperbaiki harta), kasab (berusaha), imarah (memakmurkan), dan ihtiraf (bekerja). Adapun secara etimologi merupakan segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran.(Partadireja: 1985, 21).  Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.(Sumiarti: 1987, 60).

Proses produksi tidak terlepas dari sistem produksi yang terdapat pada suatu perusahaan atau lembaga. Untuk melaksanakan proses produksi, perusahaan atau lembaga harus menciptakan sebuah sistem produksi sehingga, dapat mencapai tujuannya. Dalam islam memproduksi sesuatu bukan sekedar untuk dikonsumsi sendiri atau dijual melainkan mewujudkan fungsi sosial. Seperti firman Allah yang artinya " Percayalah kamu sekalian kepada Allah beserta para rosul-Nya dan juga nafkahkanlah sebagian dari kekayaanmu yan Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari kekayaannya memperoleh pahala yang besar." QS: Al-Hadid (57) : 7. 

Untuk melaksanakan dan mengoptimalkan suatu produksi terdapat beberapa faktor-faktor yang harus ada, yaitu :

Pertama, faktor alam yaitu faktor dasar dalam produksi seperti bumi dan isinya baik yang ada di atas permukaan bui maupun yangterkandung dalam bumi. Rasulullah sangat memperhatikan pemanfaatan tanah mati sebagai sumber daya bagi kemakmuran rakyat. Dengan adanya kepemilikan sumberdaya alam yang ada, dan mengupayakan pemamanfaatan yang baik atas sumber daya alam sebagai salah satu faktor produksi. Hal tersebut upaya untuk memberi dorongan kepada seseorang untuk mengelola tanah dengan menanaminya agar produktif dan tidak dibiarkan begitu saja. Seperti yang sebutkan dalam hadis yang artinya " Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:  barangsiapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia  menanaminya. Jika ia tidak bisa atau tidak  mampu  menanami,  maka hendaklah diserahkan kepada orang lain (untuk ditanami) dan janganlah menyewakannya (HR. Muslim).

Kedua, faktor tenaga kerja yang merupakan aset dalam keberhasilan suatu perusahaan, karena kesuksesan suatu produksi terletak pada kinerja sumberdaya manusia yang ada di dalamnya. Tenaga kerja yang baik meruapakan aset diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Ketiga, fator modal adalah faktor yang sanagt penting dalam suatu produksi, karena tanpa adanya modal produsen tidak dapat menghasikan suatu barang atau jasa. Dalam islam, modal harus terbebas dari riba sehingga dapat tercapai kebaikan dalam aktifitas produksi. Menurut Mochtar Effendi terdapat beberapa sumber modal :

  • Modal dari alam Semua kandungan dari sumber daya alam yang belumdinyatan dimilikioleh seseorang atau badan hukum dapat digunakan sebagai modal produksi.
  • Modal sendiri, apapun yang menjadi milik seseorang dapat dijadikan sebagai modal bagi usahanya selama barang tersebut tidak dinyatakan haram.
  • Modal pinjaman dapat diperoleh dari seseorang atau lembaga yang digunakan sebagai modal untuk mengatasi  kekurangan dalam produksi. Tetapi, pijaman tidak boleh terdapa unsur riba atau menyalahi hukum atau aturan syariah. Allah berfirman " Sesungguhnya Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

Keempat, faktor manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa adanya manajeme yang baik maka semua faktor produksi tidak akan berhasil secara maksimal.

Kelima, teknologi dimana pada era kemajuan produksi saat ini, teknologi memiliki peran yang sangat besar agar produsen tidak kalah saing dengan compotitor lain yang mampu menghasilkan produk yang lebih baik dari apa yang diproduksiya.

Keenam, bahan baku yakni produsen harus mempelajari saluran-saluran yang menyediakan bahan baku agar tidak menghambat jalannya produksi. Bahan baku hanya dapat dihasilkan oleh alam tanpa ada penggantinya serta bahan baku yang dapat dicari untuk mengganti bahan yang telah ada.

Dalam memproduksi suatu barang atau jasa produsen harus membangun sebuah prinsip untuk mencapai tujuannya yaitu sebagai berikut :

  • Prinsip Pertengahan (I'tidal) yaitu prinsip prilaku manusia termasuk tindakan yang harus dilakukan secara seimbang tanpa adanya kecenderungan untuk ekstremisme. Dalam mengkonsumsi juga tidak boleh berlebihan dan harus tetap dalam keimanan sebagaimana firman Allah, " Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan." (QS: al-A'raf : 31) dan " Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal."
  • Prinsip Efisiensi merupakan salah satu prinsip ekonomi terkait pemanfaatan sumber daya alam baik konsumsi atau produksi secara efisien untuk keseimbangan ekonomi. Sehingga nilai output harus lebih besar dari nilai input.
  • Prinsip Keadilan Sosial ('adalah ijtima'iyyah), dalam  ekonomi islam keadilan sosial sangat dianjurkan. Karena manusia bernilai sama di hadapan Allah SWT. Akan tetapi potensi mereka yang menjadi suatu perbedaan dalam mendapatkan kekayaan yang dikumpulkan. Dengan demikian orang yang kaya memiliki kewajiban untuk memberikan sebagian kekayaannya kepada yang membutuhkan. Karena sebagian dari kekayaan tersebut merupakan hak orang miskin. Allah berfirman, " Dan pada harta-harta mereka ada hak dari untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." Hal ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki hubungan sosial yang baik.(Janwari: 2016, 15)

Beberapa tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi  khalifah  Umar  bin  Khatab 

  • Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin yakni ketika berproduksi bukan sekadar berproduksi rutin atau dilakukan secara asal melainkan harus memperhatikan dengan benar realisasi  keuntungan. Namun demikian, tujuan tersebut berbeda dengan paham kapitalis yang berusaha meraih keuntungan sebesar mungkin.
  • Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga yaitu orang Muslim wajib  melakukan  aktivitas  yang  dapat  merealisasikan kecukupannya dan kecukupan orang yang menjadi kewajiban nafkahnya.
  • Tidak mengandalkan orang lain, sebagaimana yang diajarkan dalam Islam  dilarang bagi seseorang yang mampu bekerja untuk menengadahkan tangannya kepada orang lain dengan  meminta-minta dan menyerukan kaum muslimin untuk bersandar  kepada  diri  mereka  sendiri,  tidak  mengharap  apa  yang ada ditangan orang lain. Sebagaimana dalam hadis, " Dari Abu Hurairah RA berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: hendaklah seseorang diantara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencarikayu bakar, lalu bersedekah dengannya dan  menjaga  diri (tidak minta-minta) dari manusia, yang itu lebih  baik  daripada meminta kepada seseorang baik diberi ataupun  tidak.  Tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah. Mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi tanggung jawabmu" (HR. Muslim).
  • Melindungi harta dan mengembangkannya karena harta memiliki peranan besar dalam Islam dengan adanya harta, dapat menegakkan dunia dan agama. Tanpa harta, seseorang tidak akan istiqamah dalam agamanya serta  tidak tenang dalam kehidupannya. Dalam fiqh ekonomi, Umar r.a.  menjelaskan pentingnya harta. Bahwa harta dibutuhkan untuk menegakkan  berbagai masalah dunia dan agama, karena di dunia harta  adalah sebagai kemuliaan dan kehormatan serta melindungi agama seseorang. Didalamnya terdapat kebaikan bagi seseorang dan menyambungkan silaturahmi dengan  orang lain. Dengan demikian Umar r.a  menganjurkan kepada  manusia untuk memelihara harta dan mengembangkannya dalam kegiatan produksi.
  • Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkan  untuk dimanfaatkan sehinga dapat dijadikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangannya. Allah Swt. telah mempersiapkan  bagi manusia di dunia ini melalui berbagai sumber ekonomi. Namun, agar dapat dimanfaatkan harus dilakukan eksplorasi dalam bentuk kegiatan produksi sehingga dapat  memenuhi kebutuhan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun