Mohon tunggu...
Nur Laila Maulida
Nur Laila Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

A 2nd year college student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Wujudkan "Zero Stunting" untuk Raih Indonesia Emas

7 Oktober 2023   15:39 Diperbarui: 7 Oktober 2023   15:40 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Akhir-akhir ini kata “Indonesia Emas” pasti sudah tidak asing di telinga, hal itu dikarenakan Indonesia digadang-gadang akan menerima bonus demografi yang puncaknya akan diperoleh pada tahun 2045 nanti. Bonus demografi merupakan bonus yang akan diterima suatu negara ketika usia produktif atau pekerja lebih banyak daripada usia non-produktif atau tidak bekerja. Namun, apakah bonus tersebut akan bisa didapatkan Indonesia dengan cuma-cuma?

Bonus demografi akan menguntungkan suatu negara jika sumber daya manusia suatu negara tersebut berkualitas. Hal itu dikarenakan untuk membangun sebuah negara maju diperlukan sumber daya manusia yang cerdas, berkompetensi, berintegritas, dan produktif. Jika sumber daya manusia yang tumbuh berkualitas dibawah rata-rata, bukanlah keuntungan yang akan didapatkan negara tersebut, melainkan kerugian.

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas bisa dimulai dengan menciptakan generasi bebas stunting. Stunting atau pendek adalah kondisi dimana anak mengalami kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Stunting biasa ditandai dengan tinggi badan anak yang kurang dari rata-rata anak seusianya. Kondisi stunting yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan ini tentu berimbas kepada kecerdasan anak yang kurang sehingga nantinya anak memiliki daya saing rendah yang tentunya akan sangat merugikan.

Banyak faktor yang menyebabkan stunting. Diantara faktor itu yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu hamil, anemia saat kehamilan, sanitasi buruk, bayi lahir prematur, kebutuhan nutrisi anak yang tidak tercukupi, pola asuh kurang efektif, tidak mematuhi jadwal imunisasi, serta terserang infeksi penyakit berulang kali.

Untuk mencegah stunting, banyak upaya yang dapat dilakukan. Dianta upaya itu adalah mencukupi asupan gizi ibu hamil, pemberian asi eksklusif pada bayi hingga berumur 6 bulan dan mencegah MPASI dini, melakukan pemenuhan makanan dengan gizi yang cukup dan seimbang terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HDL) juga pada masa menyusui, serta mengusahakan anak untuk mendapat imunisasi lengkap.

Dengan dilakukannya upaya pencegahan maka diharapkan angka stunting akan turun. Angka stunting di Indonesia berada pada 21,6% per 2023 ini, angka tersebut masih tergolong besar. Kita harus bisa mewujudkan program pemerintah berupa penurunan angka stunting menjadi 14% di 2024 nanti. Angka tersebut diharapkan terus turun sehingga dapat terciptanya Indonesia “Zero Stunting” untuk mewujudkan Indonesia Emas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun