Mohon tunggu...
Nur Laila Fajrin
Nur Laila Fajrin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memang sulit untuk bersabar, tapi menyia-nyiakan pahala dari sebuah kesabaran itu jauh lebih buruk

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Manajemen Stress Pada Ibu dalam Pengasuhan Keluarga Beresiko Stunting

4 Juli 2024   19:28 Diperbarui: 9 Juli 2024   15:57 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Manajemen stres pada ibu dalam pengasuhan keluarga beresiko stunting merupakan aspek penting dalam kesehatan masyarakat. Stunting, yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan dengan standar usia anak, hal ini merupakan hasil dari kekurangan gizi kronis dan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak. Stres pada ibu dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk memberikan perawatan yang optimal, yang pada gilirannya dapat memperburuk risiko stunting. Dengan mengurangi tingkat stres pada ibu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengasuhan dan secara keseluruhan, mengurangi prevalensi stunting pada anak-anak.

Strategi Manajemen Stress Pada Ibu

Untuk mengatasi stress yang dialami ibu salah satunya dengan memberikan dukungan sosial yang memadai baik dari keluarga dan juga teman karena dengan adanya dukungan sosial dari orang orang terdekat mereka akan merasa aman merasa diharagai, dicintai dan diperhatikan. Banyak sekali kegiatan atau program program tentang pengasuhan anak yang baik serta manajemen stress itu bisa membantu ibu dalam melakukan manajemen stress. Olahraga ringan seperti relaksasi meditasi dapat membantu ibu mengurangi tingkat stress orahraga dapat meningkatkan fokus, dan memperbaiki suasana hati. Lakukan konseling ketika ibu tidak dapat mengatasi stress seorang diri tidak ada salahnya untuk datang ke psikolog atau ahli dalam bidangnya.

PENCEGAHAN STUNTING

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama, infeksi yang berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial. Menurut National Center for Health Statistics/World Health Organization (NCHS/WHO) stunting didasarkan pada indeks Panjang Badan dibanding Umur (PB/U) atau Tinggi Badan dibanding Umur (TB/U) (Daelmans et al., 2017; World Health Organization Working Group on Infant Growth, 1995).

Adapun di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada Tahun 2018 diketahui prevalensi stunting sebesar 30,8 %. Hal ini berarti jumlah balita stunting di Indonesia sekitar 8,9 juta anak (Kementerian Kesehatan, 2018).

Strategi Dalam Pencegahan Stunting

Stunting  merupakan  gangguan  pertumbuhan  dan  perkembangan  anak  yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam 1000 hari pertama kehidupan. Ciri-ciri anak yang terkena stunting  yaitu bertubuh pendek, kurus, sering sakit, menurunnya kemampuan kognitif, pertumbuhan gigi terlambat dan anak cenderung lebih pendiam.

Hal-hal yang dilakukan untuk mencegah stunting yaitu dengan mengenali terlebih dahulu apa itu stunting dan gejalanya. Kemudian memperhatikan kebersihan makanan, pemberian Asi hingga usia 6 bulan. Selain itu, ketika hamil harus mengkonsumsi protein dan zat besi. Memberikan Mpasi yang akurat dengan memasukkan olahan protein hewani seperti daging, ikan, ayam, dan telur ke dalam menu makanan anak, karena protein hewani kaya akan zat besi dan nutrisi penting lainnya yang mendukung pertumbuhan dan tepat waktu, dan yang paling penting, ketika anak mengalami ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka bisa dikonsultasikan ke pusat kesehatan terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun