orientalisme adalah suatu paham yang mempunyai keinginan atau tujuan untuk menyelidiki segala bentuk atau hal hal yang dikhususkan berkaitan dengan unsur budaya Timur dan kebanyakan dipandang oleh Barat. Jadi untuk orientalis sendiri adalah orang-orang yang mempelajari ilmu – ilmu ketimuran.Bukan hanya budaya orang timurnya saja bahkan kitab suci Al- Qur’an pun banyak dikaji oleh para orientalis barat. Para orientalis ternyata tidak sedikit yang mempertanyakan pemahaman tradisional Muslim mengenai darimana asal usul kitab dan melalui kajian yang mereka terapkan. Diantara para orientalis barat yang paling tersohor yang mengkaji studi Al – Qur’an itu ada Arthur Jeffery , ia juga disebut sebagai tokoh yang cukup kontroversional karena ada suatu gagasannya yang merencanakan untuk membuat Al – Qur’an edisi kritis (Critical edition of Qur’an).
Seperti yang kita ketahui
Biografi Arthur Jeffery
Seorang yang berkebangsaan Australia, Arthur Jeffery dilahirkan di Melbourne tanggal 18 Oktober 1892 dan meninggal 2 Augustus 1959 di Selatan Milford,
Studi formal kesarjanaan Arthur Jeffery diselesaikan di Universitas Melbourne, Australia dan mendapat gelar S1 pada tahun 1918, serta gelar S2 pada tahun 1920. Bermula dari sinilah karirnya, Ia berangkat ke Madras untuk mengajar di Akademi Kristen Madras (Madras Christian College). Di akademi ia bertemu Pendeta Edward Sell (1839-1932), seorang missionaries yang jauh lebih senior sekaligus menjabat sebagai dosen. Pertemuan selanjutnya ternyata pendeta sell lah yang menjadi pemicu Jeffery untuk mengkaji historisitas al-Qur’an.
Kurang lebih setahun mengajar di Madras, Jeffery tenyata mendapat tawaran di Kairo pada tahun 1921 Charles R. Watson direktur Universitas Amerika di Kairo mengangkat Jeffery sebagai dosen dalam Scholl of Oriental Studies (S.O.S) di American University, Cairo.
Karena lingkungan pergaulannya yang tidak jauh dengan para misionaris, maka perbincangan yang dibahas yaitu tidak jauh tentang Sirah Nabawiyah (lebih kepada mengkritisinya). Tidak mengherankan jika minatnya terhadap kritik tekstual Al-Qur’an mulai menggunung dan dalam hal ini ia terus bekerja sepanjang kariernya.
Mulai dari sinilah karya pertamanya di bidang ini adalah Materials for the History of the Text of the Qur’an yang diterbitkan di Leiden pa da tahun 1937, hanya berselang setahun di tahun 1938 disusul oleh The Foreign Vocabulary of the Qur’an , yang diterbitkan oleh Oriental Institute Baroda, India. Kedua studi didasarkan pada pekerjaan yang dilakukan untuk disertasi doktoralnya. Sebenarnya tulisan tulisan Jeffery cukup banyak bahkan dalam bentuk artikel semua itu termuat di jurnal The Moslem World yang memang kebanyakan ulasannya itu dari sisi orientalismenya dia.
Dalam mengkaji al-Qur’an Jeffery menggunakan metode kritik sejarah al-Qur’an dengan mengeksplorasi naskah-naskah yang ada. Dengan kata lain, ia memakai pendekatan filologis. Keseriusan Jeffery ini bermula sejak tahun 1926 sejak dengan mengumpulkan data yang bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti buku-buku tafsir, hadis, kamus, qira’ah, karya-karya filologis dan manuskrip-manuskrip al-Qur’an. Dimana mulai situlah dia terus menggeluti gagasan kritis-historis al-Qur’an sejak tahun 1926. Jeffery mengatakan,
“Kita membutuhkan tafsir kritis yang mencontoh karya yang telah Dilakukan oleh orientalis modern sekaligus menggunakan metode-metode penelitian Kritis modern untuk tafsir al-Quran.”
Pemikiran Arthur Jeffery
Dalam pandangan Jeffery, al-Qur’an yang ada sekarang ini sebenarnya telah mengalami berbagai ta’rif yang dibuat ‘Utsman bin Affan, al-Hajjaj ibn Yusuf al-Thaqafi dan Ibn Mujahid. Menurut Jeffery, Ustman ra tidak sepatutnya menyeragamkan berbagai mushaf yang sudah beredar di berbagai wilayah kekuasaan Islam. Dalam pandangan Jeffery, tindakan Utham ra. tersebut, didorong oleh motivasi politik. Jadi, jika logika Jeffery diikuti, maka ‘Uthman telah melakukan tahrif pertama al-Qur’an dengan melakukan kanonisasi.
Pandangan bahwa Alquran saat ini tidak memiliki pengaruh bahasa asing membuatnya tidak kritis dan tidak memuaskan, yang merupakan salah satu alasan utama Jeffery menghasilkan edisi kritis. Menurut Jeffery, berbagai bahasa asing, termasuk Etiopia, Aram, Ibrani, Syria, Yunani kuno, Persia, dan lain-lain, berdampak pada Alquran. Oleh karena itu, istilah yang digunakan dalam kosakata Alquran berasal dari agama Kristen, Yahudi, dan agama lainnya. Pernyataan ini ia tuangkan dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 1938 judulnya The Foreign Vocabulary of the Qur’an.
Melalui pendekatan filologis terhadap al-Qur’an, Jeffery ingin menyimpulkan bahwa kosa kata dan isi ajaran al-Qur’an diambil dari tradisi kitab suci Yahudi, Kristen, dan budaya lain. Dengan demikian, Nabi Muhammad telah meminjam, mengubah, dan menggunakan istilah-istilah asing tersebut untuk disesuaikan dengan kepentingannya.
Kegagalan dalam mengkritisinya Al Qur'an
Segala bahan yang telah mereka kumpulkan di Munich musnah terkena bom tentara Sekutu. Diperkirakan ada sekitar 40.000 naskah mereka yang hilang karena peristiwa ini. Dengan demikian, Arthur Jeffery gagal mewujudkan rencana ambisiusnya terhadap al-Quran.
“so that the whole of that gigantic task has to be started over again from the beginning. It thus extremely doubtful if our generation will see the completion of really critical edition of the Qur’an.”
“Sehingga seluruh tugas besar itu harus dimulai lagi dari awal. Dengan demikian sangat diragukan jika generasi kita akan melihat penyelesaian edisi Al-Qur’an yang benar-benar kritis”
Jeffery sebenarnya membuat pengkritisan terhadap Al-Qur’an itu bersama koleganya yaitu dari Munich, Proffesor Bergstrasser dan Otto Prezl. Namun ternyata hal tersebut tidak dapat terwujud karena disebutkan bahwa koleganya itu telah meninggal dunia di perang Dunia II otomatis dengan meninggalkan rencana yang telah dibuatnya bersama jeffery. Terlebih lagi sumber yang mereka kumpulkan ternyata hancur karena bom.
Selain itu, pandangan Jeffery tentang sejarah Alquran menyatakan bahwa Alquran pada awalnya ditulis dalam huruf Kufi dan tidak memiliki titik dan vokal. Fakta ini berbeda secara signifikan dari apa yang diketahui saat ini. Sekarang sudah ada huruf vokal, titik, dan berbagai macam gaya penulisan pada Al-Qur’an. Jeffery mengungkapkan, modifikasi teks tersebut disengaja dengan tujuan pemalsuan.
Daftar sumber
Jamaluddin Zuhri, Arthur Jeffery dan Kajian Sejarah Teks Al-Qur’an,Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis
Frederick c. grant, Union Theological Seminary, New York, The Muslim World, Volume 50 (1960), pp. 230-247