Mohon tunggu...
Nur Laila Azizah
Nur Laila Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akulturasi dari Karinding Hingga ke Mancanegara

26 Juni 2022   16:17 Diperbarui: 26 Juni 2022   16:51 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Instagram Karinding Attack

"Karinding" kata yang sedikit asing terdengar bagi kebanyakan orang. Tentunya, karena karinding adalah sebuah penamaan  bagi alat musik tradisional khas Sunda (dari daerah sunda).

Karinding biasanya berukuran kecil dan terbuat dari pelepah daun enau atau bilahan bambu kecil, dengan memanfaatkan resonator rongga mulut karinding dapat berbunyi dengan menghasilkan suara dengung yang unik. Jentikan atau sentilan  jari  di ujung bilah bambu diperlukan saat memainkan alat musik ini. Dengan demikian suara gema dan dengung keluar dari karinding. Sebenarnya untuk ukuran dan cara mengetuk karinding itu berpengaruh pada bunyi yang dihasilkan nantinya. Maka biasanya ukuran untuk karinding kisaran 10 cm Panjang dan lebar 2 cm. Bentuk fisik dari karinding terdiri dari 3 komponen utama diataranya  Pegangan berada di bagian kiri, guratan di tengah tempat keluarnya suara dan di bagian ujung kanan untuk memukul/menjentikannya.

Cara memainkan Karinding

Cara memainkannya bisa dibilang tidak mudah dan juga tidak sulit ,  karena ada 3 filosofi dalam pemainan karinding ini yaitu : yakin, sadar dan sabar. Teknik pemengangan karinding adalah dengan meletakkannya di rongga mulut dengan posisi sejajar, pegangan berada dibagian kiri. Hal yang perlu perhatikan adalah bagian tengah (jarum) dari karinding tidak boleh sampai menempel pada bibir atau gigi mengapa demikian? Karena sumber bunyi tersebut berada dibagian tengah (jarum) itu saat mengambang atau ada rongga. Sementara bagian kanan dari karinding itu akan  dipukul pukul (sentil ) secara berirama. Dari pukulan itulah akan terjadi getaran di bagian tengah, maka suara dari karinding akan keluar. Kemudian, resonator dalam rongga mulut yang diikuti dengan hembusan nafas juga ikut berperan agar bunyi dari karinding keluar, disinilah kesabaran itu akan tergambar bagaimana bunyi dari karinding itu bisa keluar.

Perkembangan Karinding

Sebagai alat musik tradisional, dulunya karinding digunakan untuk mengusir hama wereng pada tanaman tidak heran karena dulu matapencaharian kebanyakan orang sebagai petani di ladang. Gelombang suara yang dihasilkan dari karinding diyakini dapat menjauhkan hama  dari ladang mengapa demikian? karena suara unik yang keluar dari karinding dapat mengusir hama.

Perkembangan karinding berubah seiring dengan berjalannya waktu, karinding juga digunakan dalam beberapang acara adat / upacara seperti saat gerhana, syukuran khitanan, saat hajat panen meningkat dan upacara / hajatan lainnya.

Selain itu alat musik karinding bagi kaula muda dulunya digunakan untuk memikat lawan jenisnya. Bagaimana? Dengan mengunjungi kediaman pujaan hatinya dan memainkan alat musik tersebut.

Bila seseorang yang mendengarkan karinding dengan hati, sebenarnya bunyi dari alat musik ini dapat membuat seseorang merinding karena seseorang itu mempunyai ketajaman rasa hingga dapat masuk ke alunan musik karinding yang terdengar.

Akulturasi Karinding

Di era modern ini seiring berjalannya waktu, alat musik pun mulai berkembang dan banyak jenisnya baik itu dipukul, dipetik atau ditiup. Perlahan keberadaan di dalam masyarakat mulai pudar. Namun,bagi pencinta dan penikmatnya karinding ini eksistensinya tidak hilang begitu saja. Pertengahan tahun 2000-an karinding mulai dihidupkan kembali dan ternyata dipadukan dengan musik modern sekarang.

Kolaborasi antara karinding dan musik modern ternyata membuatnya lebih menarik, karena didalamnya ada akulturasi yang terjadi antara tradisional dan modern yang terdengar harmonis saat dipadukan. Hal tersebut menjadi daya tarik anak muda setelah grup musik heavy metal "Karinding Attack" menggunakannya sebagai instrumen. Pegelaran pentas dilakukan grup musik "Karinding Attack" tidak hanya di sekitar Jawabarat tetapi ke daerah lain juga termasuk Jakarta. Sempat berkolaborasi juga bersama Ariel dengan membawakan lagu yang berjudul  "Sahabat" diaransemen ulang oleh Newpeterpanband bersama "Karinding Attack"

sumber foto : Instagram Karinding Attack
sumber foto : Instagram Karinding Attack


Bukan hanya karinding sebagai alat musik bambu yang terselip di dalam beberapa band karinding,namun dalam grup band karinding juga memadukan alat musik seperti suling, celempung, dan gitar. Kemudian ada yang memadukan juga dengan alat musik dari luar seperti Didgeridoo seperti grup musik "Karinding Sukmaraksa" asal Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa barat.

sumber foto : Instagram Karinding Sukmaraksa
sumber foto : Instagram Karinding Sukmaraksa

Popularitas Karinding

Popularitas karinding ini semakin berkembang, terlebih lagi sekarang banyak sekali grup band yang menyelipkan karinding dalam instrumen musiknya. Di jawa barat barat sendiri jumlah grup karinding sudah cukup banyak. Tak hanya populer di Jawabarat saja, bahkan grup karinding ini pun sudah sampai ke negara lain seperti halnya di Jepang.

Di Jepang ada sebuah komunitas karinding yang dikenal dengan sebutan Komunitas Karinding Jepang (Kokar). Komunitas ini mengkolaborasikan, karinding, celempung,kecapi, suling, kalimba (alat musik dari Afrika Selatan) dan juga dilenkapi dengan kecrek. Grup musik ini telah membius para penonton di salah satu event internasional yang diadakan UNICEF di Negeri Sakura berdecak kagum dengan penampilannya.

Eksistensi karinding ini ternyata tidak hanya di populer di kalangan pecinta pelestarian budaya kita saja, namun sampai ke negeri orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun