Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Perbedaan Bentuk di sebagai Prefiks dan Preposisi

1 Juni 2020   22:19 Diperbarui: 25 September 2021   16:51 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis (Gambar: @arafhmina)

Keterampilan menulis adalah bagian dari empat keterampilan berbahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu: 1) keterampilan menyimak, 2) keterampilan berbicara, 3) keterampilan membaca, dan 4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan berhubungan erat dengan keterampilan lainnya dengan berbagai cara.

Menurut beliau pula, Henry Guntur Tarigan, menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.

Seorang penulis dalam menyampaikan ide atau gagasan-gagasannya dengan menggunakan bahasa tulis, tentu mereka harus taat pada aturan-aturan menulis yang benar, baik itu teknik-tekniknya maupun penggunaan bahasa yang dipakai termasuk penulisan kata yang benar.

Penulisan kata yang benar, yang akan saya ulas di sini adalah penggunaan bentuk di sebagai preposisi (kata depan) dan di sebagai prefiks (awalan). Keduanya sangat berbeda dari segi penulisan dan fungsinya. Jika penulisannya tidak benar mengenai bentuk di sebagai preposisi dan prefiks atau tertukar akan mengaburkan ide atau gagasan yang penulis sampaikan dalam tulisannya.

Mengapa penulis ingin membahas masalah ini? Karena penulis sebagai guru Bahasa Indonesia yang sering membaca tulisan-tulisan peserta didik yang salah kaprah alias tertukar penggunaan keduanya. 

Dan yang lebih miris lagi, siswa berkali-kali diberitahukan kesalahannya, masih saja mengulang kesalahan tersebut. Penulis merasa punya tanggung jawab moral untuk memberitahukan agar mereka tidak mengulang kesalahannya walaupun mereka bosan dan kecewa. Mereka beranggapan hal itu tidak penting.

Selain menemukan kesalahan-kesalahan pada siswa, penulis juga sering menemukan kesalahan tersebut di media-media elektronik atau media sosial. Kesalahan tersebut dilakukan oleh banyak orang dari berbagai profesi termasuk guru juga dan saya pribadi, ada saja kesalahan penggunaan bentuk di dalam kalimat.

Supaya ide atau gagasan penulis sampai kepada pembaca dengan maksud yang sesuai tujuan penulis, tidak ada salahnya mari kita telaah perbedaan bentuk di dalam tata bahasa Indonesia yang keduanya berbeda baik fungsi maupun cara merangkaikannya (menuliskannya) dengan kata yang mengikutinya.

Pertama, bentuk di sebagai preposisi (kata depan) memiliki fungsi menyatakan tempat, penulisannya harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya. Sebagai contoh dalam kalimat:                                                                                                                                                                   

Aku lahir dan dibesarkan di Bandung.                                                                                    

 Mereka selalu mencari referensi untuk tugas akhir di Kompasiana.com.                                               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun