Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
 "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" (QS. Al Baqarah: 185)
Surat Al Baqarah 185 berisi: kita harus menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan. Berarti kita wajib melaksanakan ibadah ini. Di surat tersebut dijelaskan bahwa yang tidak bisa menjalankannya, harus menggantinya pada bulan lain sebanyak hari yang ditinggalkannya.
Tahun ini kita sebagai umat muslim sudah mulai menjalankan ibadah puasa dan hari ini sudah menunaikan kewajiban kita memasuki hari ke-12. Alhamdulillah kita menjalaninya dalam keadaan sehat walafiat walau di tengah wabah yang melanda Indonesia. Insyaallah kita akan berpuasa sampai hari terakhir dengan keimanan yang meningkat.
Menjalankan ibadah puasa di tengah wabah ini, banyak sekali hikmah yang kita dapat, misalnya beribadah puasa tinggal di rumah saja karena WFH. Ada yang harus keluar rumah karena pekerjaan mengharuskan seperti itu, kita jalani saja. Berpuasa di rumah saja lebih tenang, bisa menghemat energi. Â
Menu makanan sehari-hari untuk buka puasa dan sahur bisa kita persiapkan sendiri. Pekerjaan rumah dikerjakan secara gotong royong. Di rumah saja banyak potensi diri yang kita gali, mengembangkan keterampilan yang tertunda karena hari-hari biasa waktunya terbatas, berangkat ke kantor.
Banyak sekali kegiatan yang bermanfaat bisa kita lakukan, di samping mengerjakan pekerjaan kantor, juga bisa menyelesaikan pekerjaan rumah, dan membimbing anak-anak menyelesaikan tugas sekolahnya. Tadarus Al-Quran bisa diselesaikan lebih cepat daripada biasanya. Banyak waktu luang untuk istirahat, insyaallah tubuh akan lebih kuat berpuasa.
Itulah hikmah-hikmah yang kita temukan dalam menjalankan ibadah puasa (saum) dalam situasi merebaknya virus corona di Indonesia bahkan mendunia. Semua ini harus kita terima dengan hati ikhlas dan sabar dan mudah-mudahan kondisi ini segera berakhir. Â
Bagi saya sekeluarga, dalam kondisi ini ada satu kesulitan yang kami temui. Mengapa demikian? Keluarga saya di Bandung, sedangkan keluarga suami di sini di Karawang. Sejak wabah ini, keluarga kecil kami belum bisa ke Bandung menemuai keluarga. Termasuk juga menemui bapak saya (ibu sudah almarhumah). Hati sudah tidak tenang karena bapak dalam keadaan sakit, kurang lebih sudah dua bulan. Kami sekeluarga hanya bisa mengirim doa terbaik untuk bapak saya. Semoga cepat diangkat penyakitnya dan kembali sehat walafiat.
Di samping tidak bisa menemui bapak juga kami tidak bisa menengok saudara yang lain termasuk anak saya yang bekerja di Bandung tidak WFH karena bekerja di puskesmas. Kami juga selalu berdoa untuk kesehatan seluruh keluarga besar kami baik dari pihak saya maupun pihak suami saya.
Harapan kami semoga wabah yang mendunia ini segera berakhir. Seperti lagu Chrisye "Badai pasti Berlalu". Tidak bisa mudik, tidak masalah, asal corona segera musnah. Supaya kami bisa berjumpa keluarga jauh. Mudah-mudahan Idulfitri nanti, kami sudah bebas dari wabah yang mengekang kami dari aktivitas-aktivitas kami.