Mohon tunggu...
Nurkomala Amanda
Nurkomala Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Mahasiswi S1 Prodi Pendidikan Ekonomi (Pendidikan Koperasi) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada Tahun 2024

24 Juni 2024   10:08 Diperbarui: 24 Juni 2024   10:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Peningkatan pertumbuhan ekonomi merupakan keinginan siapa saja, baik dari masyarakat ataupun pemerintah berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan I 2024 sebesar 5,11% yang mana pertumbuhan tersebut meningkat sebesar 0.6% dari triwulan sebelumnya. 

Peningkatan tersebut disebabkan oleh permintaan domestik yang tinggi, konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang juga meningkat dikarenakan akan diadakannya pemilu, serta karena banyaknya hari libur nasional dan juga cuti bersama. Pada triwulan selanjutnya diprediksi akan tetap kuat kisaran 4,7% - 5,5%. 

Pertumbuhan ekonomi juga mengalami peningkatan tertinggi pada lapangan usaha administrasi, pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yaitu sebesar 18,88%. Adapun faktor pendorong dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2024 sebagai berikut.

  • Tingkat konsumsi yang tinggi menyebabkan tingginya tingkat GDP juga, selain itu tingginya tingkat konsumsi bisa disebabkan oleh kenaikan upah minimum dan bantuan sosial dari pemerintah.
  • Tingginya tingkat investasi yang didukung dari program infrastruktur dan kondisi politik yang stabil.
  • Naiknya nilai ekspor terhadap komoditas yang ada di Indonesiaa
  • Naiknya nilai impor yang didukung dengan barang modal dan bahan baku pendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Upaya pemerintah dalam menetapkan kebijakan agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia selalu meningkat.

Dalam peningkatan tersebut tentunya Indonesia juga pernah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi, contohnya seperti Covid-19 yang melanda Indonesia. Pada kasus Covid-19 tersebut banyak karyawan, pekerja pabrik, bahkan petani terkena dampaknya. Pada kondisi tersebut perusahaan tidak mampu memberikan upah pada karyawannya dan petani pun tidak dapat mengerjakan/menggarap sawahnya karena pada saat itu semua masyarakat tidak boleh keluar rumah. Dari kasus tersebut pasti ada faktor penghambat dari turunnya tingkat pertumbuhan ekonomi.

  • Menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga.
  • Lemahnya permintaan global terhadap barang/produk ekspor.
  • Tingginya tingkat inflasi.
  • Kurangnya sumber daya manusia dalam proses pengelolaannya.
  • Defisit anggaran.

Dalam menanggapi hal tersebut upaya kebijakan pemerintah harus tetap stabil seperti dengan memberikan bantuan sosial kepada warga yang membutuhkan, meningkatkan nilai jual barang ekspor, percepatan penyaluran KUR, dsb. 

Dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, peran dana APBN juga sangat penting dan pemerintah juga perlu memperkuat koordinasi seperti dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah. Selain pengendalian tim pemerintah juga harus mendorong daya beli masyarakat, menjaga inflasi tetap rendah yaitu sebesar 1%, memberikan pelatihan tenaga kerja agar dapat meningkatkan keterampilan mereka.

Upaya kita dalam menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi yaitu dengan mendukung kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan, menciptakan lapangan kerja, melakukan investasi dengan perusahaan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan lain - lain. 

Namun disamping peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi juga tetap akan terjadi yang menyebabkan pemerintah juga akan berupaya semaksimal mungkin agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat. 

Peran UMKM, koperasi, dan nelayan juga berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia contohnya seperti melakukan hirilisasi yang mana para UMKM, koperasi, maupun nelayan mengembangkan hasil produk - produk lainnya yang sangat beragam di daerah - daerah. 

Pihak industri juga harus kreatif dalam menjual ataupun mengekspor barang yang mereka produksi, misal biasanya dari pihak industri hanya menjual ataupun mengekspor bahan mentahnya saja, agar memiliki nilai jual yang tinggi pihak industri bisa mengekspor atau menjual bahan mentahnya tersebut menjadi bahan jadi karena dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih industri juga harus semakin kreatif dalam memproduksi barang yang mereka produk agar memiliki nilai jual yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun