Kesehatan mental dewasa ini sudah tidak lagi menjadi bahasan yang tabu bagi kalangan milenial. Hal ini dikarenakan banyaknya influencer telah mendengungkan pentingnya menjaga kesehatan mental. Namun, tidak semua kalangan sudah menerima edukasi mengenai kesehatan mental. Edukasi mental dilakukan sebagai upaya untuk membiasakan diri terhadap gejala gangguan kesehatan mental yang bukan merupakan aib bagi seseorang. Hal itu merupakan kewajaran bagi individu manusia yang mempunyai emosi dan perasaan yang dapat merasakan lelah.Â
Masa Pandemi saat ini diharuskan, agar siswa melakukan pembelajaran daring atau dikenal sebagai Pembelajaran Jarak Jauh. Kebiasaaan dalam melakukan aktivitas saat PJJ lah yang mempengaruhi kesehatan mental. Â PJJ memberikan efek yang signifikan terhadap kesehatan mental, seperti stress.Â
Oleh karena itu, penting untuk diadakan edukasi berbasis online mengenai kesehatan mental saat PJJ untuk siswa Kelurahan Panggung. Salah satu vidio yang viral yaitu orangtua yang mengajarkan menghafalkan pancasila dengan penuh geram pada anaknya. Hal ini terkesan sebagai bahan candaan bagi warganet. Namun di sisi lain, vidio itu sebagai bahan cambukan bagi orangtua yang selama ini melapaskan perannya dalam pendidikan sebagai pengontrol di rumah, bukannya melepaskan tanggung jawab mendidik hanya pada guru di sekolah. Oleh karena itu peran orangtua sangat penting untuk keberlangsungan PJJ bagi siswa saat pandemi.
Program ini relevan dengan kondisi saat pandemi, karena siswa diharuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Banyak berbagai keluhan dari siswa dan orang tua siswa mengenai kesehatan mental anaknya. Keluhannya antara lain, gejala kecanduan gadget, gejala kecemasan dan insomnia. Oleh karena itu penting untuk dilaksanakan edukasi mengenai kesehatan mental kepada orangtua yang mempunyai siswa.Â
Program edukasi kesehatan mental PJJ siswa dilakukan melalui daring serta tatap muka. Program secara daring dilakukan dengan menggunakan selebaran pamflet yang dikirim melalui online serta dilanjutkan dengan diskusi serta sharing antar peserta program. Program secara tatap muka dilakukan dengan memilih kader Kelurahan Siaga (KESI) Panggung yang mempunya anak yang bersekolah daring agar nantinya tujuannya dapat mengedukasi sekitar juga. Program tatap muka dilakukan sesuai protokol kesehatan serta peserta yang terbatas.
Salah satu narasumber dari Program ini yaitu Bu Harti. Beliau mengatakan bahwa anaknya mengalami perubahan dalam pola belajar sejak dilakukan pembelajaran daring. Anak seringkali disibukkan dengan tugas dari sekolah, namun untuk pembelajaran terkadang kurang waktunya. Bahkan, narasumber sendiri sampai akhirnya harus mengerjakan tugas anaknya dikarenakan siswa sudah jenuh menerima banyak tugas dari gurunya di sekolahÂ
Harapannya dengan adanya program edukasi kesehatan mental, siswa dapat beradaptasi dengan model pembelajaran daring dan dapat mengoptimalkan potensi siswa serta prestasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H