Ketika melakukan thawaf di ka'bah , terbersit keinginan untuk mencium hajar aswad sebagaimana layaknya keinginan mayoritas jamaah haji manapun di dunia. Apalagi pada waktu saya thowaf waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi atau satu jam sebelum azan Shubuh artinya menurut hitung-hitungan masih belum banyak yang memenuhi Baitullah. Namun ternyata hitungan ini tidak berlaku di sana, kapanpun jam berdetak maka Baitullah pasti dipenuhi manusia dan tak ada kata sepi di Baitullah. Untuk menguatkan keinginan saya ini, mulai sholawat dan bejibun doa saya lantunkan agar bisa memuluskan hasrat mencium hajar aswad. So far, berjalan lancar sampai beberapa inchi dari letak hajar aswad tiba-tiba himpitan orang-orang besar dan kecil bagaikan hunjaman batu dari segala sisi. Main sikut dan injakpun dimulai bahkan ada yang ketahuan curang maka kepolisian Arab Saudi memukul dan menghajarnya di tempat. Mungkin saja orang botak yang dipukul habis-habisan itu kepergok mencopet namun saya tak ambil spekulasi tentang apa yagn barusan terjadi dan suara dalam hatipun muncul mengingatkan saya bahwa sekarang niat mencium hajar aswad adalah nafsu bukan niat yang tulus. Sayapun terngiang akan bacaan yang melekat di fikiran saya bahwa hukum mencium hajar aswad adalah sunnah sedangkan menyakiti sesama Muslim adalah haram. Detik itu juga saya balik haluan dan menuju Multazam kemudian sholat 4 rakaat dengan tenang dan berdoa cukup lama di  antara desakan manusia, Alhamdulillah semua itu selesei dengan tenang dan sempurna menurut saya.  Bisa selama itu menurut saya sebenarnya aneh juga, di antara pusaran begitu kuat dan sedikit brutal karna pusaran  tersedot menuju arah hajar aswad yang berakibat membeloknya arah gerakan  thowaf yang melingkar namun hal ini akan normal kembali ketika menjauhi hajar aswad. Namun semua kejadian aneh di Tanah suci hendaknya kita kembalikan kepada Allah SWT dan tidak usah membesar-besarkannya. Karna Allah menolong semua jamaah haji yang berjumlah 3 juta tanpa satupun yang tertinggal dengan cara yang berbeda-beda menurut kadar keimanan dan amal masing -masing. Hanya saja tidak semua orang menyadari bahwa semua kejadian itu adalah bentuk pertolongan Nya. Setelah kembali ke pemondokan,  saya mendengar ceramah oleh ketua Kloter 27 bahwa mencium hajar aswad memang sangat membahayakan karnanya lebih baik melambaikan tangan saja sebagaimana Rasulullah pernah contohkan ketika berada pada jarak jauh sebagai gantinya nanti di tanah air hendaknya mencium hajar aswad yang telah tersedia yang mendapat banyak pahala juga. Yang di maksud hajar aswad adalah......milik istri , memang ada kemiripan rupa namun hajar aswad yang kedua tidak beresiko seperti halnya di Baitullah. Sayapun puas atas hiburan Bpk H.Ilham Rohim yang cukup mujarrab dalam mengobati kekecewaan karana tak bisa cium hajar aswad. Semoga saja hajar aswad yang di rumah selalu siap sedia untuk diciumi.....he he By Nurkholis ghufron Hajar Aswad terlihat dari atas dan Multazam berada di samping kiri sang Imam Masjidil Haram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H